Bermegah Karena Pembenaran Dan Pendamaian Allah

Roma 5:1-11

SOBAT obor, Siapakah dari kita yang tidak bahagia jika mencapai semua harapan dan kerinduan yang diimpikan? Kita pasti akan merasa bahagia jika itu tercapai. Untuk itu saat kita mencapainya maka ada sukacita dan syukur kepada Tuhan; entah itu dalam keberhasilan studi ataupun dalam pekerjaan. 

Rasa syukur yang kita wujudkan melalui ibadah-ibadah sebagai bentuk terimakasih kepada Tuhan atas semua kebaikan-NYA. Tetapi sayang setelah ibadah syukur berakhir banyak yang kemudian terjebak dalam tradisi untuk merayakan setiap keberhasilan mereka dengan cara yang keliru serta membawa mereka dalam kesalahan dan dosa-dosa. Hal ini tidak terlepas dari euphoria keberhasilan yang akhirnya setelah beribadah, terjebak dalam pesta pora dengan musik mengganggu kenyamanan orang lain, pesta minuman keras yang tak sedikit berujung pada keributan. 

Disini kita melihat bahwa syukur atas kasih Tuhan telah berubah menjadi syukur dalam cara dunia. Syukur yang seharusnya menunjukkan kebanggaan kita terhadap Tuhan Yesus Kristus yang baik dan telah membawa kita sukses; tetapi kemudian menjadi ajang untuk melakukan dosa. Kita yang seharusnya bermegah karena Tuhan baik malah kemudian berubah sebaliknya menjadi mempermalukan Tuhan. Orang benar harus terus mengingat bahwa kita telah diampuni dosadosanya dan dinyatakan benar oleh Allah karena Tuhan Yesus Kristus. Untuk itu maka tidak seharusnya kemudian kita diperhamba lagi oleh dosa.

 Sobat obor, sebagai orang muda kita diingatkan oleh Rasul Paulus melalui suratnya bagi jemaat di Roma bahwa setiap orang telah berdosa dan layak untuk mendapatkan hukuman mati, tetapi Allah telah mengampuni dan memaafkan kita yang percaya (beriman) kepada Tuhan Yesus. 
Inilah yang kemudian dituliskan oleh Rasul Paulus yang menjadi bacaan kita sepanjang minggu ini dalam pasal 5:1-11 dengan kalimat awal bahwa kita dibenarkan (Yun. dikaioo) karena iman (Yun. pistis, kepercayaan /kesetiaan /ajaran yang diimani) dan olehnya kita hidup (Yun., ekhomen, mempunyai/memegang) damai sejahtera (Yun. eirene) dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. OlehNya di ayat ke-2 maka kita beroleh jalan masuk (Yun. prosagoge) karena iman itu dan kita mempunyai (Yun. echo, memegang/ memiliki) kasih karunia/anugerah (Yun. kharis, kemurahan hati/keramahan) dan dengan demikian maka kita dapat berdiri (Yun. histemi, berdiri teguh) dan bermegah (Yun. kaukhometha) dalam pengharapan (Yun. elpis, suatu keyakinan/alasan untuk berharap) akan menerima kemuliaan (Yun. doksaso, pujian/penghormatan) Allah. 
 
Bahkan dengan apa yang dianugerahkan oleh Tuhan maka di ayat 3-5 kita boleh bermegah sekalipun ada dalam kesengsaraan/penderitaan-penderitaan (Yun. thlipsesin, penindasan/kesusahan) sebab dalam kesusahan akan menimbulkan (Yun. katergazomai, menghasilkan) ketekunan (Yun. hupomene, kesabaran/ ketabahan) dan ketekunan akan menimbulkan tahan uji (Yun. dokime, kualitas dari proses tahan uji) dan tahan uji menimbulkan pengharapan dan pengharapan itu tidak mengecewakan (Yun. kataiskhuno, mempermalukan), karena kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. 
 
Selanjutnya di ayat 6-8 Paulus membahasakan kepada jemaat bahwa mengapa kita harus dibenarkan oleh Dia, sebab kita lemah (Yun. Asthenes, lemah atau tidak berdaya bukan hanya secara fisik tapi juga secara moral) dan karena kita adalah orang-orang durhaka (Yun. asebes, miskin penghormatan kepada Allah/mengutuki Allah/tidak saleh) juga kita adalah orang berdosa (Yun. hamartolos, meleset/luput/ tidak mencapai sasaran). Untuk itulah kita dibenarkan dengan kasih Tuhan yang mati bagi kita. Paulus mengatakan tidak mudah (Yun. molis, jarang /sukar /hampir-hampir tidak dapat) seorang mau mati bagi orang benar (Yun. dikaios) mungkin untuk orang baik (Yun. agathos, baik hati) ada orang yang berani mati. 
 
Melalui kematianNya dan oleh darahNya (ay. 9) kita dibenarkan dan diselamatkan (Yun. sozo, disembuhkan) dari murkaNya (Yun. orge, kemarahan/hukuman). Sebab ketika kita masih sebagai seteru (Yun. ekhtros, musuh /bermusuhan) diperdamaikan (Yun. katallasso) dengan Allah oleh kematianNya apalagi kita yang sekarang pasti diselamatkan oleh hidupNya dan bahkan kita bermegah dalam Yesus Kristus Tuhan kita karena telah menerima (Yun. lambano) pendamaian.
 
Sobat obor, melalui bacaan minggu ini kita mau menjadi orang muda yang terus percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, la mati bagi kita sebagai wujud kasihNya. KematianNya memperdamaikan kita dengan Allah dan sekaligus mengingatkan kita hanya oleh karena anugerahNya maka ada pengampunan atas dosa-dosa kita. Tidak ada dari kita sebagai orang muda yang mampu untuk membebaskan diri dari dosa apalagi merasa diri lebih sedikit dosa dari yang lain. 
 
Bertobatlah dan terus menerus hidup dalam kebenaranNya, percaya dan beriman lebih sungguh kepadaNya serta nyatakanlah dalam tindakan-tindakan kehidupan di masa muda ini. Bermegahlah karena Tuhan telah membenarkan kita dari segala dosa kita dan teruslah berdamai dengan semua orang karena kitapun telah diperdamaikan dengan Allah. Amin. (ARMI)

Welcome to SOBAT OBOR

Install
×