Dianugrahkan Menurut Kehendak Allah | Efesus 4 : 7
Sobat obor, manusia terkadang ada pada sikap merasa tidak cukup dan puas dengan apa yang mereka miliki. Selalu dan selalu ingin sesuatu yang lebih. Termasuk dalam memahami kasih Allah. Manusia selalu berusaha mengukur pemberian Allah, apakah itu kepada diri sendiri ataupun membandingkan dengan pemberian Allah kepada orang lain. Dan itu realita yang terjadi dalam kehidupan manusia. Nimbole mo lia orang laeng talebe sadiki dari torang. So mulai torang mo banding-bandingkan deng pa yang ada pa dorang.
Alkitab juga memberikan beberapa contoh tentang sikap manusia yang tidak puas dengan kasih dan kedaulatan Allah. Misalnya : Kain dan Habel, kisah tentang Esau dan Yakub, kisah tentang Anak Sulung dan Anak Bungsu serta perumpamaan tentang talenta. Mengapa demikian? Itu karena sikap serakah dan ego yang ingin mau lebih dari orang lain.
Sobat obor, kepada jemaat di Efesus, Rasul Paulus mengingatkan bahwa sebagai orang yang dipanggil dalam satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, maka Paulus mengingatkan mereka bahwa kasih karunia Allah bagi tiap-tiap anggota tubuh-Nya adalah berbeda. Walaupun mereka sama-sama dipanggil Allah untuk percaya kepada-Nya. Walaupun mereka sama-sama beriman kepada Yesus Kristus, namun dalam hal Allah memperlengkapi tiap-tiap jemaat sebagai tubuh Kristus, selalu berbeda-beda. Sebagai Kepala Jemaat, Allah sangat mengetahui apa yang menjadi keperluan bagi gereja sebagai tubuh Kristus. Dia memberikan berdasarkan kehendak-Nya dan bukan berdasarkan ukuran kehendak manusia, melainkan berdasarkan ukuran kasih Allah yaitu kasih karunia. Marilah, kita sebagai pemuda gereja untuk mempergunakan kasih karunia Tuhan dalam hidup kita. Pergunakanlah setiap karunia dengan penuh rasa tanggungjawab kepada Allah. Memakainya untuk memuliakan Allah dan melayani-Nya. Jangan sombong, tapi sebaliknya pakai karunia itu untuk jadi berkat bagi sesama. Amin (sis)