Allah Menentang Orang Congkak Tetapi Mengasihi Orang Yang Rendah Hati | Yakobus 4: 5-6
Seorang pria yang terpilih dalam Parlemen Inggris memboyong seluruh keluarganya ke London. Ia merasa bangga sewaktu menceritakan tentang pekerjaan barunya dan membawa mereka berkeliling kota. Tatkala melewati Westminster Abbey, putrinya yang berusia 8 tahun terpesona dengan besarnya bangunan yang indah itu. Lalu sang ayah yang tengah berbangga diri itu bertanya, “Sayang, apa yang sedang kaupikirkan?” Putrinya menyahut, “Ayah, sebelumnya aku berpikir betapa besarnya Ayah didalam rumah kita, tetapi ternyata kini aku melihat betapa kecilnya Ayah di sini!” Gadis kecil ini telah mengatakan sesuatu yang perlu didengar sang ayah. Kesombongan dapat menyusup dengan begitu mudah dalam hidup kita, dan hal terbaik yang dapat dilakukan adalah “memangkas habis” sifat itu.
Sobat obor, ada dua model manusia menurut firman disaat ini. Dalam ayat 6, disebut ada orang yang congkak dan rendah hati. Mereka sebenarnya sama-sama menerima kasih karunia Allah, tetapi respon dari tiap pribadi itu berbeda. Orang yang terus membiarkan dirinya dikuasai dosa akan tetap menjadi congkak dan orang yang menerima kasih kasih karunia dan datang kepada Tuhan maka iapun dimampukan untuk menjadi orang yang rendah hati.
Sobat obor, menjadi orang yang rendah hati di masa muda adalah hal yang gampang gampang susah, karena masa muda identik dengan keinginan untuk dipuji, untuk dianggap lebih baik dari orang lain. Namun, jika kita hidup sebagai anak muda yang rendah hati, maka sesungguhnya itu sangat istimewa. Sebenernya letak keistimewaan bukan pada diri kita yang rendah hati namun istimewa karena kita menerima kasih karunia Allah yang dibuktikan dengan sikap hidup yang baik, termasuk rendah hati. Karena itu, jauhkanlah diri dari sikap congkak. Jangan congkak terhadap Tuhan, karena enggan merubah hidup dan berpaling dari dosa. Jangan congkak terhadap sesama, dengan memandang rendah orang lain. Sikap yang congak memberi bukti bahwa kita tidak hidup didalam Tuhan dak kasih-Nya. Amin (KK)