RELASI ORANG TUA DAN ANAK | Hakim-Hakim 11:36-38
Sobat obor, pernahkah anda menonton film yang jalan ceritanya sangat menyentuh hati bahkan membuat anda merasa sedih? Alkitab juga memiliki banyak kisah yang membuat kita tersentuh, bahkan jika dijadikan sebagai dasar inspirasi untuk menjadi suatu film maka akan sangat luar biasa. Dari begitu banyak kisah yang ada di dalam Alkitab, salah satunya dapat kita lihat dari kisah yang terjadi antara Yefta dan anak perempuannya.
Renungan hari ini menjelaskan soal kisah anak perempuan dari Yefta yang menunjukkan ketaatan yang luar biasa bahkan dia rela menjadi korban bakaran sekaligus juga menjadi korban kebodohan ayahnya yang membuat nazar tanpa pertimbangan yang matang. Teolog asal Israel bernama Ester Fuchs berkata Yefta adalah dalang utama dibalik kemalangan yang dialami oleh dia sendiri dan anak perempuannya. Pada ayat 36 anaknya mengucapkan jawaban yang sangat luar biasa: bapa, jika engkau telah bernazar kepada Tuhan, perbuatlah sesuai nazar yang kau ucapkan. Anak Yefta menunjukkan ketaatan dan kepedulian yang luar biasa pada ayahnya, bahkan dia rela dipersembahkan sebagai korban bakaran demi terlaksananya nazar yang diucapkan ayahnya. Kisah ini sungguh mengharukan dan dapat menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua.
Sobat obor, renungan hari ini berbicara soal ketaatan seorang anak. Setiap manusia memulaikan kehidupan mulai dari posisi sebagai anak, tidak ada yang lahir kemudian langsung menjadi orang tua. Hari ini kita belajar dari kisah seorang anak yang taat bahkan rela berkorban untuk membuat ayahnya merasa tenang. Selain itu, lewat renungan ini hendak memberikan motivasi supaya setiap orang tua tidak boleh menunjukkan sifat egois terhadap anak-anak, tapi menunjukkan sikap yang bijaksana dan peduli dengan keberadaan anak-anak. Selalu doakan orang tua kita supaya memberi teladan yang baik dan bijak dalam mengambil keputusan. Tapi juga berdoa supaya kita menjadi anak yang taat kepada orang tua. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin (sfm)