ORANG YANG TAKUT AKAN TUHAN ANAK CUCUNYA AKAN MEWARISI BUMI | Mazmur 25 : 1 – 22 | Pdt. Denny L Waljufry, M.Th
Sobat Obor, sejauh manakah hubunganmu sebagai pemuda Kristen dengan Tuhan? Apakah dekat dan intim, atau sudah jauh dan berjarak, ataukah biasa-biasa saja? Pertanyaan ini perlu menjadi perenungan dalam hidup karena waktu kita sebagai manusia yang diciptakan Tuhan Allah dan diselamatkan pula oleh-Nya begitu singkat bagaikan rumput yang tumbuh di waktu pagi dan layu di sore hari. Dunia yang semakin sekuler ini sepertinya semakin membuat jarak antara manusia dan pencipta-Nya semakin jauh terbentang, dan iblis suka sekali memanfaatkan situasi ini. Semakin sedikit waktu kita dipergunakan untuk membangun relasi dengan Tuhan. Waktu-waktu kita tersita dengan kesibukan kerja, bisnis, urusan duniawi, bahkan kesibukan dunia maya. Relasi yang renggang membuat kita tak mampu lagi mengenali Tuhan dan maksud-Nya untuk manusia.
Bacaan Mazmur 25 ini mengungkapkan tentang relasi manusia yang intim dengan Tuhan. Daud sepanjang hidupnya berjuang keras untuk ada dalam hubungan yang baik dengan Tuhan Allah. Perikop ini dimulai dengan sebuah pernyataan yang luar biasa tentang dekatnya Allah dan Daud. “Kepada-Mu, ya TUHAN, kuangkat jiwaku”. Kata “angkat” dalam Alkitab biasanya menunjuk pada persembahan berupa korban yang diangkat bagi Tuhan. Tapi Daud mengangkat jiwanya. Sebuah pernyataan penyerahan diri yang sungguh. Sedangkan jiwa sudah diangkat bagi Tuhan, apalagi tubuh lainnya. Apa tanda seorang yang hidup bergaul dekat dengan Tuhan menurut Mazmur Daud ini? Pertama, orang yang menantikan Tuhan takkan dipermalukan. Beberapa pengalaman Daud ketika berhadapan dengan musuh- musuhnya, ia seakan-akan direndahkan. Ingat ketika dia berhadapan dengan Goliat, manusia raksasa itu. Ia dianggap bukan tandingan, bahkan umat Israel sendiripun meragukan Daud. Tapi Tuhan tidak mempermalukan Daud, bahkan mengangkatnya tinggi menjadi pemenang. Ketika dipilih Tuhan menjadi raja, bahkan saudara-saudaranya sendiri tidak menganggap Daud pantas. Tapi Tuhan memilihnya dan menjadikannya raja Israel. Sebagai orang percaya yang hidup intim dengan Tuhan, kita harus punya iman yang teguh seperti Daud, bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kita mendapat malu di hadapan lawan kita.
Kedua, orang yang hidup bergaul dengan Tuhan dan menanti- nantikan Tuhan setiap jalan hidup dituntun oleh Tuhan. Hidup yang dituntun oleh Tuhan berarti berada dalam kasih dan anugerah. Perasaan tentang memperoleh anugerah dan keselamatan ini membuat orang yang bergaul dekat dengan Tuhan selalu menyerahkan diri sepenuhnya pada Tuhan. Demikian pula mereka selalu memahami jalan Tuhan dan tak tersesat. Kita sering berpikir berjalan di jalan Tuhan, tapi kalau tidak dibarengi dengan kedekatan dengan Tuhan, bagaimana mungkin kita memahami maksud- Nya. Ketiga, orang yang bergaul dengan Tuhan bahagia dan anak cucunya akan mewarisi bumi. Mewarisi bumi berarti kita memiliki kesempatan untuk berkarya dalam dunia ini. Kesempatan ini menjadi lambang kehidupan. Dalam konteks Perjanjian Lama, taat kepada hukum Taurat berarti mampu memelihara tanah perjanjian yang diberikan Tuhan kepada Israel. Janji Tuhan untuk memberikan tanah atau negeri kepada Israel merupakan hal penting di seluruh Perjanjian Lama. Dalam konteks kita sekarang, mewarisi bumi bisa berarti kebahagiaan dalam berkarya di bumi ini. Dalam Perjanjian Baru, Yesus mengatakan “berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi”. Kehidupan yang diberikan Tuhan ini harus dikelola dengan kelemahlembutan hati. Karena dengan jalan ini pula Tuhan menyelamatkan dunia ini. Karena kasih dan kelemahlembutan hati-Nya kita mewarisi bumi sekarang dan bumi nanti saat kedatangan-Nya yang kedua kali. Keempat, Tuhan melepaskan kita dari musuh/kesesakan. Ingat, Tuhan memberi kesempatan bagi kita untuk berhadapan dengan musuh. Tuhan juga memberi kesempatan bagi kita untuk mengalami kesesakan. Bukan berarti hidup orang yang bergaul dengan Tuhan selalu aman dan mulus. Malah lebih banyak tantangan bagi orang yang hidup dekat dengan Tuhan. Tapi janji-Nya adalah setiap umat yang dikasihi-Nya itu selalu dipelihara dan selalu dibebaskan dari jerat musuh atau kesesakan hidup. Amin (DLW)