TAKKAN DIPERMALUKAN | Mazmur 25 : 1 – 3
Sobat Obor, ada tiga hal yang menjadi ungkapan hati Daud kepada Tuhan dalam doanya ini. Pertama, mengangkat jiwa. Lazim bagi kita dalam peribadatan, saat memulai persekutuan kita diarahkan untuk mengangkat jiwa kepada Tuhan saja. Hal ini penting karena menyangkut orientasi kita dalam beribadah. Hati kita harus selalu ditujukan kepada Tuhan satu- satunya. Kenyataan sekarang, konsentrasi kita dalam bersekutu atau berdoa sering bercabang. Kita lebih suka berhadapan dengan gadget kita, atau kesibukan lainnya yang tanpa kita sadar menduakan Tuhan. Kedua, percaya! Bisa diartikan sebagai keadaan bergantung kepada Tuhan; mengandalkan Tuhan. Sikap ini seratus persen yakin bahwa Tuhan yang menyertai. Jujur kita harus katakan bahwa kebergantungan kita kepada Tuhan kadang setengah-setengah saja. Saat senang dan berkecukupan kita merasa aman tak masalah. Tapi ketika keadaan memburuk dan sulit, apalagi berhadapan dengan penyakit dan pergumulan, kita sering beralih pandang dari Tuhan.
Ketiga, menantikan Tuhan! Apa benar kita masih menantikan Tuhan? Menantikan Tuhan disini artinya setiap waktu kita mengharapkan jamahan kuasa-Nya, mengharapkan pertolongan Tuhan. Saat Daud mengungkapkan perasaannya ini, ia berhadapan dengan kekuatiran, mungkin juga terhadap musuh-musuhnya yang siap menyerang dia. Daud yang selalu mengandalkan kuasa Tuhan merasa kuatir kalau musuh- musuhnya mengalahkan dia, dan tentu membuatnya malu. Tapi Daud juga akhirnya yang teguh dengan imannya. Ketika ia mengangkat jiwa kepada Tuhan, percaya kepada-Nya, dan menantikan Tuhan ia yakin ia tak akan dipermalukan oleh siapapun. Malah sebaliknya, mereka yang berusaha menjatuhkan dia, mereka yang berbuat khianat dengan tidak ada alasannya, mereka pula yang akhirnya akan mendapat malu. Sikap Daud ini menunjukkan tentang bagaimana hidup dalam Tuhan yang sesungguhnya. Ia tak kuatir, tak takut karena pada akhirnya Tuhan yang akan membalikkan semuanya. Masihkah kita punya pemahaman iman yang kokoh seperti ini? Amin (DLW)