Kesukaran Dalam Tuhan | Mazmur 25 : 15 – 18
Sobat Obor, kalau kita memperhatikan dengan seksama, banyak orang Kristen yang memahami Tuhan sebagai pembebas masalah kita, atau dengan kata lain, hidup sebagai orang Kristen dianggap tanpa masalah. Maka banyak doa-doa yang kita naikkan berorientasi pada permohonan supaya dijauhkan dari masalah atau zero problem. Apakah memang itu yang dikehendaki Tuhan bagi umat-Nya? Realita dalam kehidupan sehari-hari, semakin berusaha dekat dengan Tuhan atau semakin berusaha hidup kudus sepertinya semakin banyak tantangan, semakin banyak pula orang yang menjauh dari kita. Apalagi di dunia anak muda sekarang, berlaku hidup kudus sering malah dianggap sok alim dan dijauhi karena kelihatan tak gaul. Berusaha hidup beriman malah sering ditertawakan atau mendapat bullyan.
Ayat 15 – 18 ini menyebutkan tentang kehidupan seorang yang hidup bergaul dekat dengan Tuhan. Ia mengalami persoalan “kaki yang terjerat jaring”. Ia juga merasa sebatang kara dan tertindas, hatinya sesak dan ia berada dalam kesulitan; ia juga berada dalam kesengsaraan dan kesukaran. Ternyata kehidupan seorang yang dekat dengan Tuhan, tidaklah seperti yang dibayangkan dunia. Tak seperti yang kita puja-puji saat melihat orang bergelimangan harta dan sukses, seakan hidup seperti itu sajalah yang menandakan diberkati Tuhan. Tapi sebaliknya, hidup dekat dengan Tuhan harus berhadapan dengan banyak sekali problem. Hidup dalam Tuhan ternyata berhadapan dengan ujian. Tuhan tidak serta merta memberi hidup yang lapang karena Tuhan ingin agar orang yang dekat dengan Tuhan berpaut kepada-Nya. Tuhan ingin agar mata orang percaya tetap terarah pada Tuhan. Ia berpaling dan mengasihani orang yang tertindas. Ia ada di tengah-tengah kesukaran umat-Nya dengan melapangkan hati, menilik sengsara dan mengampuni dosa. Tujuannya agar umat selalu bergantugn dan berserah kepada Tuhan. Bersyukurlah kalau kita mengalami kesukaran dan penderitaan dalam Tuhan. Amin (DLW)