Di Rumah Bapa | Lukas 2: 48-49
Peristiwa dalam Lukas 2:49 memperlihatkan momen penting ketika Yesus berusia 12 tahun. Peritiwa ini menyatakan dengan tegas bahwa Dia memiliki kesadaran akan tujuan-Nya yang
utama, yaitu berada di rumah Bapa-Nya. Jawaban Yesus ketika Maria dan Yusuf menemukan-Nya di Bait Allah bukanlah jawaban biasa dari seorang anak, melainkan pernyataan penting tentang prioritas utama hidup-Nya. Yesus menunjukkan bahwa Dia tidak hanya hadir untuk urusan duniawi, melainkan untuk tujuan yang lebih tinggi, yaitu melakukan kehendak Allah.
Yesus sudah memiliki kesadaran yang mendalam tentang siapa Dia dan misi-Nya di dunia. Dia menyebut Bait Allah sebagai “Rumah Bapa-Ku,” menegaskan hubungannya yang unik dan istimewa dengan Allah sebagai Bapa-Nya. Yesus memahami bahwa Dia bukan hanya anak Maria dan Yusuf, tetapi juga Anak Allah yang diutus untuk menjalankan kehendak Bapa- Nya. Yesus mengungkapkan bahwa berada di rumah Bapa-Nya adalah bagian dari misi-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus sangat setia pada kehendak Allah, bahkan sejak masa kecil-Nya.
Sobat obor, dalam perkataan-Nya, Yesus dengan jelas menunjukkan bahwa Dia tahu siapa diri-Nya. Di usia muda, Dia sudah memiliki kesadaran akan identitas-Nya sebagai Anak Allah. Banyak orang dewasa yang menghabiskan waktu panjang untuk mencari tujuan hidup mereka, namun Yesus memberi kita contoh bahwa kita dipanggil untuk mengetahui tujuan kita sejak awal. Setiap orang percaya juga dipanggil untuk memahami panggilannya sebagai anak-anak Allah dan fokus pada misi yang diberikan Tuhan dalam kehidupan kita. Kisah ini menjadi pengingat bahwa kita juga dipanggil untuk mencari Tuhan dalam hidup kita dan menempatkan diri kita “Di rumah Bapa.” Seperti Yesus yang merasa perlu untuk berada di Bait Allah dan terlibat dalam percakapan spiritual, kita juga harus aktif mencari Tuhan, baik melalui ibadah, doa, maupun hubungan yang dekat dengan firman-Nya. Amin (MT)