Sambutlah Anak-anak Dalam NamaKu | Matius 18:1-11 | Pdt. Kristian Kasenda, S.Th

Sobat Obor, ada banyak berita tentang Kerajaan Allah dalam Alkitab, antara lain; Yohanes Pembaptis memulai pelayanannya dengan mengumumkan bahwa Kerajaan Sorga sudah dekat ( Matius 3:2 ). Kemudian Yesus memberitakan: «Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!» (Matius 4:17) Yesus mengajarkan para pengikutnya bagaimana cara masuk ke dalam Kerajaan Allah. Dalam Injil Matius dikatakan bahwa: «Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku”. Bicara kerajaan Allah, itu bukanlah konsep ruang, wilayah, atau politik. Kerajaan Allah adalah wilayah di mana Allah berkuasa, dan Yesus Kristus adalah Raja. Dalam kerajaan ini, otoritas Allah diakui, dan kehendak-Nya dipatuhi.

Sobat Obor, perkataan “Siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” merupakan pertanyaan para murid yang diajukan kepada Yesus. Pertanyaan tersebut menunjukkan adanya motivasi yang keliru dalam mengikut Yesus. Sebab kalimat ‘siapa yang terbesar’ menunjuk kepada diri mereka sendiri. Disini begitu terlihat ketidakdewasaan mereka sebagai murid Yesus yang tidak memiliki kerendahan hati, ketulusan seperti yang Yesus mau. Sebab itu Tuhan menegur mereka supaya bertobat. Disini Yesus menggunakan anak kecil sebagai symbol kerendahan hati dan ketergantungan total kepada Allah. Anak kecil dalam budaya di masa itu dipandang rendah, tidak punya status, kekuasaan atau otoritas. Yesus menggunakan mereka sebagai contoh bahwa dalam kerajaan Allah status bukanlah tentang siapa yang memilki kekuasaan atau pengaruh melainkan tentang sikap hati yang luar biasa. Sifat lain dari anak kecil adalah suka berada di dekat orang tuanya dan sangat bergantung kepada mereka. Orang yang memiliki iman seperti anak kecil selalu ingin dekat kepada Bapa; hatinya melekat kepada DIA karena menyadari bahwa tanpa Tuhan dirinya lemah tak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa. Anak kecil menjadi representasi hidup yang penuh dengan kepolosan dan kerendahan hati. Ia menjadi contoh dalam ketulusan, baik dalam tutur kata, dan tingkah laku. Hal seperti inilah yang di kehendaki oleh Tuhan Yesus.

Bagian selanjutnya adalah bagaimana Tuhan Yesus mengingatkan kepada Murid murid, untuk jangan sampai menyesatkan anak kecil karena konsekuensinya sangat besar. Ini mengarahkan diri kita kepada dua hal, yaitu: pertama, kita harus mewarisan pengajaran yang benar kepada siapapun termasuk anak anak. Dalam hal ini, anak anak menjadi representasi masa depan sehingga Iinjil harus diberitakan turun temurun. Kedua, kata anak anak dsini menjad gambaran kehidupan diri mereka sendiri yang memiliki relasi tulus, rendah hati dan bergantung kepada Tuhan seperti anak kecil dan ini harus tetap terpelihara dan jangan sampai disesatkan. Karena ketika kehilangan sifat anak kecil maka mereka kehilangan kerajaan Allah, dan itu juga berarti kematian seperti yang dituliskan dengan batu kilangan yang diikatkan di leher dan ditenggelamkan dalam laut.

Sobat obor, pesan firman bagi kita dimassa muda ini tentu saja untuk memahami dengan baik konsep kerajaan Allah itu seperti apa. Kerajaan Allah bukanlah sebuah kerajaan yang identik dengan hal duniawi sehingga kita bisa berpikir untuk menjadi yang terbesar seperti memiliki jabatan, kedudukan, harta dan sebagainya. Namun lebih kepada sikap hidup yang tunduk dan taat kepada sang Raja yaitu Tuhan Yesus Kristus. Karena itu diperlukan kerendahan hati, ketulusan dan bergantung sepenuhnya dalam iman kepada Yesus sebagai Tuhan dan Raja.

Kerendahan hati adalah ciri utama pengikut Kristus. Kita dipanggil untuk menyerahkan diri dengan sepenuh hati kepada Tuhan, seperti anak kecil yang bergantung kepada orang tua mereka. Amin (KK)

Welcome to SOBAT OBOR

Install
×