Kehadiran Tuhan Membawa Sukacita | Zakaria 8:1-3
Sobat Obor, pada abad ke 18, tepatnya di Inggris ada seorang anak muda yang bergabung didalam ketentaraan nasional. Suatu waktu karena sudah tidak tahan dengan bunyi desingan peluru ia pun melarikan diri dari kesatuannya. Bertahun-tahun kemudian anak muda ini ternyata menjadi seorang Astronom besar, bahkan ia berhasil menemukan sebuah planet. Raja George memintanya datang, ia pun datang tetapi dalam dirinya dia merasakan ketakutan dalam hatinya jangan-jangan Raja akan menghukum dirinya karena ia telah melarikan diri dari militeran tanpa izin. Tapi ia diberikan sebuah amplop di dalamnya berisi pengampunan kerajaan dan bahkan diundang untuk tinggal di wilayah istana. Nama orang tersebut yaitu William Herschel. Herschel merasa bersalah dan layak dihukum. Tetapi Raja bermurah hati padanya dan bahkan menjadikannya sebagai anggota Rumah tangga kerajaan.
Sobat obor, seperti apa yang telah Allah janjikan kepada umat Israel, ketika mereka dalam keterpurukan dan tak berdaya karena ulah mereka sendiri sehingga Allah menghukum mereka di Babel selama 70 tahun. Meski Allah kecewa dengan apa yang mereka perbuat tetapi Tuhan mengasihi umat-Nya, sehingga Dia selalu memberi kesempatan yang baru bagi mereka. Disini bisa kita lihat bahwa Allah berinisatif, Allah akan memulihkan umat-Nya. Sehingga jelas dalam bacaan kita bahwa Allah berusaha akan mengembalikan mereka ke sion dan akan tinggal Bersama-sama dengan mereka di Yerusalem. Karena kehadiran Allah, kota itu akan diubah menjadi tempat kebenaran dan kekudusan. Dan ini merupakan janji indah dan janji yang luar biasa dimana Tuhan kembali lagi kepada umatNya. Kalau umat- Nya Bersama dengan Tuhan, segala sesuatu adalah mungkin, segala sesuatu adalah mukjizat.
Demikian juga dengan kita kalau Tuhan Bersama dengan kita, Dia Allah Imanuel, Allah yang menyertai kita. Maka perkara-perkara besar akan terjadi dalam hidup kita. Bukankah itu janji yang indah bagi kita semua. Tetaplah percaya dan imanilah, karena di dalam Tuhan tidak ada yang mustahil. Amin (sis)