INTEGRITAS HAMBA ALLAH | Daniel 3:1-30 | Pdt. Belly F. Pangemanan
Sobat obor, mengutip suatu tulisan menyatakan ‘tatkala seseorang sudah tidak dipercaya, maka mau bicara apapun, atau menulis apapun tidak akan didengar dan dibaca orang. Percuma mendengarkan orang yang tidak bisa dipercaya’. Demikian pula, ketika produk sebuah perusahaan, perusahaan apa saja, sudah tidak dipercaya, maka perusahaan itu akan bangkrut. Warung atau restoran segera tutup ketika sudah tidak dipercaya lagi oleh pelanggannya. Termasuk juga keluarga,suami isteri, manakala sudah tidak saling percaya, maka akan berantakan. Keluarga itu akan bubar oleh karena saling tidak percaya. Kepercayaan menjadi sangat penting dimiliki oleh siapapun, baik pribadi, keluarga, perusahaan, tidak terkecuali lembaga politik atau pemerintah. Engkau akan kehilangan kesempatan kedua takkala engkau mendustai kekasihmu. Bolehlah seseorang kehilangan uangnya, jabatannya, rumahnya, atau apa saja yang dimiliki, asalkan tidak kehilangan kepercayaan dari orang lain. Namun apabila kepercayaan itu hilang, maka sama artinya dengan kehilangan segala-galanya. Disinilah pentingnya kita membicarakan soal integritas. Integritas yaitu suatu keadaan dimana seorang hamba Tuhan dapat dipercaya karena antara perkataan yang dikeluarkan dan tindakan memiliki kesamaan. Integritas seorang hamba Tuhan harus terlihat nyata dalam kehidupan pelayanannya dan kehidupan pribadi. Ia memiliki konsistensi antara hati, kata dan perbuatan. Orang yang berjalan dengan integritas memiliki sifat-sifat seperti dapat dipercaya, jujur, benar, setia, konsisten, komitmen, dan bertanggung jawab. Bagi orang Kristen, integritas merupakan hal yang sepaket dengan kehidupan rohaninya. Hidup berintegritas menjadi gambaran hidup orang percaya, yang tercermin dari sikap sehari-harinya, entah saat berada di tempat umum maupun saat sendirian. Alkitab menunjukkan bahwa orang yang berintegritas punya hubungan atau pergaulan yang erat dengan Tuhan. Salah satu kisah dalam alkitab yang bisa kita hubungkan dengan integritas adalah kisah dalam Daniel 3.
Sobat obor, untuk membantu memahami narasi ini maka ada empat hal yang bisa kita simpulkan: Pertama, Sang Raja membuat patung. Kisah ini berawal dari raja Nebukadnezar yang membuar patung yang sangat tinggi, Semua orang di kerajaan Babel diwajibkan untuk sujud menyembah patung itu; jika tidak akan dilemparkan ke perapian yang menyala-nyala. Yang kedua, respon Ketiga Pemuda. Hanya 3 orang Yahudi (Sadrakh, Mesakh dan Abednego) yang tidak mau menyembah patung yang didirikan raja Nebukadnezar. Hal ini diketahui oleh para bawahan raja Nebukadnezar dan mereka melaporkan 3 orang itu kepada raja. Ketiga, resiko yang mereka alami. Akhirnya 3 orang Yahudi itu memang benar-benar dilemparkan ke perapian itu. Keempat, dampak dari iman mereka adalah mereka bukanlah mati hangus terbakar, justru mereka hidup segar bugar. Dan akhirnya raja Nebukadnezar justru mempermuliakan ketiga orang Yahudi itu dan Allah mereka dimuliakan diantara suku suku bangsa.
Mempercayakan jalan hidup mereka kedalam tangan Tuhan dan berjalan dalam kebenaran Tuhan tentu tidaklah mudah. Jalannya bisa terjal dan melelahkan. Namun ditengah tantangan itulah dibutuhkan pribadi yang memiliki integritas. Integritas menjadi sesuatu yang sangat penting, manakala diperhadapkan pada situasi zaman yang semakin buruk. Selagi ada waktu dan kesempatan layanilah Tuhan sepenuh hati dan berilah yang terbaik bagi Dia. Percayalah bahwa Ia tidak pernah kekurangan cara untuk memberkati orang-orang yang setia melayani-Nya. Amin (BFP)