TIDAK DI LUPAKAN | Lukas 16: 20-21
Lazarus hidup dalam kemiskinan yang mendalam dan dipenuhi luka-luka. Dia duduk di depan pintu orang kaya, berharap mendapatkan sisa makanan dari meja orang kaya itu. Mirisnya, ia tidak pernah menerimanya. Lazarus digambarkan sebagai seorang pengemis yang mengharapkan belas kasih, tetapi diabaikan. Ia mengalami kesakitan fisik, penuh dengan luka, bahkan anjing-anjing datang menjilat lukanya, menandakan penderitaan yang amat dalam. Lazarus tidak meminta banyak, hanya sisa-sisa dari meja orang kaya. Ia sungguh miskin dan berharap bisa bertahan hidup dari sisa-sisa makanan. Orang kaya melewati Lazarus setiap hari, namun hatinya tertutup. Dia tidak peduli pada penderitaan Lazarus yang kelaparan dan sakit. Hatinya sudah terbiasa melihat Lazarus, tetapi tanpa belas kasih.
Saat Lazarus meninggal, ia dibawa ke pangkuan Abraham, suatu tempat yang melambangkan kedamaian dan penghiburan di surga. Ini menggambarkan bahwa meskipun Lazarus menderita di dunia, Allah menghargai imannya dan memberinya penghiburan kekal. Dalam hidupnya, Lazarus hampir tidak diperhatikan oleh orang kaya. Namun, dalam kekekalan, keadaan berbalik. Lazarus berada di tempat yang terhormat, sementara orang kaya mengalami penderitaan.
Sobat obor, hal ini tentu mengajarkan kita, bahwa Allah mempedulikan hati dan ketekunan seseorang, bukan status atau kekayaan duniawi. Lazarus, meskipun miskin dan tak berdaya, Ia tidak dilupakan oleh Allah. Ini mengingatkan kita bahwa Allah peduli pada orang-orang yang rendah hati dan menderita. Lazarus adalah simbol bagi mereka yang hidupnya dipenuhi ketidakadilan. Kisah Lazarus mengingatkan kita akan kasih Allah yang menghibur dan memelihara. Kita diajak untuk hidup dengan belas kasih, menolong mereka yang membutuhkan, dan tidak mengandalkan kenyamanan dunia ini. Ingatlah bahwa kaya atau miskin bukanlah syarat kita diselamatkan. Anak muda tidak boleh sombong akan prestasi dan keberhasilan yang telah dicapainya. Sebab hidup dan segala apa yang ada di dalam dunia ini bukan punya kita, tapi punya sang pencipta. Amin (MT)