HENDAKLAH GEMBALA MENJADI TELADAN BAGI KAWANAN DOMBA | 1 PETRUS 5:1-11 | Pdt. Stefanus Mawitjere, M. Th
Sobat Obor, ada suatu mosaik Good Shepherd atau lukisan Yesus Gembala Yang Baik (terbuat dari kepingan batu, kaca, dsb) di Mausoleum Galla Placidia bukan hanya salah satu lukisan tertua, tetapi juga salah satu yang paling indah dan terpelihara dengan baik. Mauso- leum adalah Situs Warisan Dunia UNESCO dan menampilkan berbagai karya seni mosaik lainnya. Mosaik Gembala yang Baik menunjukkan Yesus dalam bentuk yang lebih agung daripada lukisan gembala baik lainnya. Bukannya memanggul domba di pundaknya, tapi di mosaik ini digambarkan Yesus duduk di antara kawanan domba dan mengenakan jubah emas dan ungu menggam- barkan Dia sebagai Raja kerajaan surga.
Sobat obor, lewat perikop ini kita dapat belajar bahwa Petrus hendak menyampaikan nasihat kepada para Penatua di tengah kondisi sosial yang sangat sulit, di mana banyak orang mengalami penderitaan. Dalam situasi ini, orang-orang Kristen teraniaya dan difitnah karena iman mereka kepada Kristus. Melihat keadaan ini, Petrus merasa perlu untuk memberikan nasihat kepada para penatua. Dari tindakan Petrus, tampak jelas bahwa salah satu peran seorang rekan dalam pelayanan adalah saling menasihati, menghibur, dan menguatkan satu sama lain. Oleh karena itu, Rasul Petrus mengingatkan setiap penatua, sebagai pemimpin rohani yang diamanatkan oleh Tuhan, un- tuk: „Gembalakanlah kawanan domba Allah!“. Kata “gembalakanlah” dari kata ποιμάνατε “poimanate” dapat diartikan memerintah atau mementingkan. Un- tuk menemukan terjemahan yang tepat terhadap kata ini maka harus dikait- kan dengan kalimat-kalimat selanjutnya. Adapun menurut Petrus sikap-sikap hamba Tuhan terhadap domba-domba Allah ialah: Sukarela (Yun: ἑκουσίως Hekousios, Ing / NET : willingly), sesuai dengan kehendak Allah; jangan dengan terpaksa. Pengabdian diri (Yun : προθύμως prothumos, Ing / NET : eagerly) jangan karena mau mencari keuntungan diri. Menjadi teladan (Yun : γινόμενοι τύποι ginomenoi tupoi, Ing / NET : be examples) memerintah atau mengatur, bukan dengan pamer kuasa, tapi dengan kasih, melakukan dan melayani. Dari penjelasan-penjelasan tersebut, maka kata yang paling tepat untuk menerjemahkan istilah “poimanate“ adalah „gembalakanlah“. Seorang gembala tidak membantu domba-dombanya karena terpaksa atau terdesak oleh keadaan. Ia melayani bukan untuk mencari keuntungan materi- al, dan tidak berperilaku seolah-olah memiliki kuasa terhadap domba-domba Allah. Mereka yang melayani dengan tulus, seperti yang dinyatakan oleh Pe- trus, akan menerima mahkota kemuliaan dari Sang Gembala Agung.
Dalam ayat 5, Rasul Petrus memberikan nasihat kepada yang muda untuk menghormati para πρεσβυτέρος (presbuteros), yang dapat diartikan sebagai orang yang lebih tua atau para penatua. Menghormati orang yang lebih tua merupakan perwujudan tata krama dan etika yang seharusnya dite- rapkan tidak hanya dalam lingkungan keluarga, antara orang tua dan anak, tetapi juga dalam persekutuan jemaat. Lebih dari itu, sikap saling menghor- mati menurut Petrus adalah wujud dari kerendahan hati di antara sesama. Me- rendahkan diri di sini bukan berarti menciptakan rasa minder atau kehilangan harga diri, melainkan menunjukkan sikap rendah hati, sederhana, dan tidak sombong, tanpa merasa lebih penting dari orang lain.
Menurut Rasul Petrus, perilaku hidup semacam ini akan mengantar setiap orang percaya untuk saling mendukung dan menguatkan dalam menghadapi penderitaan. Dengan demikian, persekutuan orang percaya akan tumbuh ber- sama dalam iman untuk melawan atau menangkis kuasa iblis. Oleh karena itu, dalam ayat 8-9, Petrus menasihati untuk berhati-hati terhadap iblis, yang sewaktu-waktu bisa merusak persekutuan. Singkatnya, segala tantangan ha- nya dapat dihadapi dengan iman yang teguh kepada Yesus Kristus.
Dalam ayat 10-11, Petrus menegaskan keyakinan bahwa setiap orang percaya akan dilengkapi, diteguhkan, dikuatkan, dan dikokohkan oleh Tuhan Allah, sumber kasih karunia dan pemilik segala kuasa. Tuhan yang utus pa- sti Tuhan akan urus, dan kalo Tuhan yang urus pasti Tuhan akan per- lengkapi terus.
Sobat obor, renungan ini hendak memberikan pesan-pesan firman yang sangat penting bagi kita :
- Gembala yang baik adalah gembala yang mau menjaga dombanya dari terkaman binatang buas, tidak terpisahkan dari mereka, dan mau menjaga domba-dombanya dengan motivasi hati yang tulus. Pang- gilan menjadi seorang gembala merupakan panggilan mulia dari Tu-
han. Oleh sebab itu, seorang gembala harus memahami dengan be- nar kemuliaan pelayanan yang dipercayakan kepadanya.
- Memotivasi kita semua yang dipercayakan tanggungjawab pelayanan supaya boleh melaksanakannya dengan hati sebagai hamba, yaitu menghambakan diri pada Sang Gembala Agung yaitu Yesus
- Betapa pentingnya kerendahan hati dalam kehidupan kita umat ma- nusia. Jangan menjadi pribadi yang tinggi hati. Amsal 16:5 Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman.
- Miliki iman yang teguh untuk melawan
Firman Tuhan dalam Efesus 6:13-17 kenakanlah perlengkapan senjata Al- lah yaitu berikatpinggangkan kebenaran, berbajuzirahkan keadilan, berkasut kerelaan, perisai iman, ketopong keselamatan dan pedang Roh yaitu firman Allah. Ibarat dalam dunia perang, kita harus memiliki senjata² untuk melawan musuh, itulah senjata-senjata rohani untuk melawan tipu Iblis. Jika anda ber- kawan dengan Iblis maka anda akan menjadi lawan Allah, jika anda berkawan dengan Allah maka anda akan menjadi lawan Iblis. Jesus Bless. Amin. (SM)