JANGAN BERPRASANGKA | 2 KORINTUS 10:1-2
Sobat Obor, ada sebuah lagu lawas era tahun 2015 yang dipopulerkan oleh Tagor Pangaribuan yang berjudul ‘Jangan Salah Menilai’. Liriknya di pertama mengatakan, mungkin kau selalu menduga, diriku tak pernah memahamimu. Bahkan kau selalu curiga, ada yang lain dan kuduakan cintamu. Di bagian reffrein kemudian dikatakan, sayang, mengapa masih saja kau ragukan diriku? Ketulusan hatiku, kupersembahkan hanya untukmu. Sayang andaikan kau bisa melihat hatiku, kau akan menyadari, betapa ku sangat mencintaimu. Lagu ini tentu saja hendak menceritakan isi hati seorang kekasih yang diragukan cintanya oleh orang yang ia cintai. Padahal ia telah berupaya dengan segala upaya untuk terus mencoba menyatakan cintanya itu.
Sobat obor, bacaan hari ini berbicara tentang keraguan orang di Korintus kepada Rasul Paulus. Jika kita membaca bagian ini maka sebenarnya kita akan menemukan cinta yang dalam dari Rasul Paulus kepada jemaatnya. Bagaimana ia dengan setia mengingatkan mereka tentang hidup dalam Tuhan Yesus Kristus. Sehingga mereka harus menjauhi hal-hal yang Tuhan Yesus Kristus tidak kehendaki. Akan tetapi yang terjadi, malah ia dianggap sebagai seorang yang hanya berani kalau di dalam tulisan suratnya saja. Sebaliknya menjadi kecut dan takut saat berhadapan muka. Ia pun dianggap sebagai orang yang tulisan dan perkataaannya rohani, tetapi hidupnya sebenarnya masih hidup secara duniawi (ayat 2). Hal ini, yakni prasangka dan tuduhan terhadapnya tentu saja dibantah dengan keras oleh Rasul Paulus melalui suratnya ini. Oleh karena itu ia berusaha untuk menepis semua yang dibayangkan/dipikirkan mereka. Dalam bacaan hari ini Rasul Paulus mengatakan di ayat 1, aku memperingatkan kamu demi Kristus yang lemah lembut dan ramah. Sikap inilah yang digunakannya untuk melawan segala tudingan orang-orang di Korintus.
Sobat Obor, sebagai orang muda yang Tuhan berkati, di hari ini marilah kita mengawali hari dengan terus berpikir positif terhadap orang lain. Jangan pernah berpikiran negatif, berprasangka buruk kepada orang lain, yang dapat membawa kita akhirnya memberi penilaian bahkan kemudian menghakimi orang lain. Teruslah hidup seperti Kristus bagi orang lain dengan kelemahlembutan dan keramahan. Amin. (ARMI)