KEBAIKAN YANG TAK DIHARGAI | YESAYA 53: 6-9
Sobat Obor, Pernahkah kamu merasa kesal ketika niat baikmu malah disambut buruk oleh orang lain? Pernah merasa sedih saat kebaikanmu tak dihargai sama sekali? Ya, hidup kadang berjalan tak sesuai dengan harapan. Ada realitas yang harus kita terima meski itu pahit. Tidak semua niat baik kita akan disambut dengan baik oleh orang lain. Tak semua kebaikan kita akan dibalas dengan kebaikan yang sama. Bahkan senyuman kita bisa jadi dibalas dengan tatapan sinis.
Sobat obor, Sebenarnya orang hebat itu banyak, orang pintar juga banyak. Tak hanya itu, orang-orang yang menghabiskan hidupnya untuk perjuangan itu juga banyak. Apakah itu berjuang untuk negaranya, agamanya ataupun berjuang untuk kemanusiaan. Tapi sayangnya, dibalik prestasi, kehebatan dan perjuangan itu sungguh sedikit yang dihargai. Sedikit sekali yang diingat. Semuanya terlupakan begitu saja. Kita tak pernah bisa mengatur penilaian atau balasan orang lain terhadap perbuatan kita. Sungguhlah melelahkan jika kita terus bergantung pada penilaian orang lain atas hal- hal yang kita lakukan. Daripada terus merepotkan diri sendiri dengan hal itu, ada baiknya kita melakukan kebaikan karena memang itu hal yang benar untuk dilakukan.
Sobat obor, Ketika berhadapan dengan penderitaan, sebagian dari kita akan menolaknya. Tetapi, tidak demikian dengan Sang Hamba yang dicatat dalam Yesaya 53:7-9. Tidak ada respons bantahan, apalagi penolakan, terhadap penderitaan. Yang ada hanyalah ketundukan dalam keheningan. Hamba tersebut dianiaya, tetapi membiarkan dirinya ditindas dan tidak membuka mulutnya (53:7a). Kerelaannya untuk berada dijalan derita itu adalah untuk memberikan kehidupan kepada yang lain. Namun kita tentu menyaksikan bahwa disaat ada pribadi yang rela menggantikan mereka yang menderita, malah pengorbanaan itu tidak dihargai. Yang diceritakan oleh Yesaya ini tergenapi didalam Yesus Kristus bahwa pada akhirnya hidup Sang Hamba ini tidak dihormati malah ditempatkan sama seperti para penjahat. Jalan yang dipilih Yesus adalah jalan derita yang memberikan kehidupan. Sudahkah kamu mencintai Yesus, setelah apa yang Ia telah lakukan untukmu? Amin. (BFP)