YESUS MEMBERITAKAN KEMATIANNYA | YOHANES 12:20-36 | Pdt. Meifira Tanor, M.Th

Sobat Obor, Perikop Yohanes 12:20-36 membawa kita ke dalam momen penting dalam pelayanan Yesus, ketika Ia berbicara tentang kematian-Nya yang mendekat. Di tengah suasana Paskah yang meriah, kedatangan beberapa orang Yunani yang ingin bertemu Yesus menjadi titik awal percakapan mengenai arti hidup, kematian, dan kemuliaan. Ketika Filipus dan Andreas menyampaikan keinginan mereka, Yesus merespons dengan cara yang mengejutkan. Yesus bukan menyambut mereka secara langsung, tetapi menyambut dengan sebuah pernyataan misterius: “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.”

Ucapan ini membuka tabir tentang bagaimana Yesus memahami kemuliaan. Dalam pemikiran kita, kemuliaan sering kita kaitkan dengan kemenangan, kekuasaan, dan pengakuan. Namun, dalam pikiran Yesus, kemuliaan bagi-Nya adalah salib. Karena itu, perjalanan menuju salib adalah panggung tempat kasih Allah diperlihatkan secara penuh. Dalam ayat 24, Yesus menggunakan gambaran biji gandum yang harus jatuh ke tanah dan mati agar menghasilkan banyak buah. Hal ini menunjukan bahwa kematian-Nya adalah sarana kehidupan bagi dunia.

Yesus mau menyampaikan bahwa hidup yang sejati bukan ditemukan dalam mempertahankan apa yang dimiliki, tetapi dalam memberi diri sepenuhnya. Seperti biji gandum yang mati untuk menghasilkan kehidupan, kita dipanggil untuk menyangkal diri dan mengikuti-Nya dalam jalan salib. Hal ini tidak mudah karena menuntut pengorbanan, tetapi Yesus menjanjikan bahwa mereka yang melakukannya akan menerima kehidupan kekal.

Ketika Yesus berbicara tentang penderitaan-Nya yang mendekat, disini terlihat pergumulan-Nya sebagai manusia. Dalam Ayat 27, tercermin kedalaman hati Yesus. Ia berkata: “Sekarang jiwa-Ku terharu, dan apakaH yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini?” perkataan ini merupakan gambaran yang menggugah tentang kemanusiaan Yesus. Ia sepenuhnya memahami rasa takut dan penderitaannNya, tetapi dengan tegas memilih untuk tetap menjalani jalan salib demi ketaatan kepada Bapa dan kasih bagi dunia.

Saat suara dari surga terdengar, hal ini mau menegaskan bahwa jalan yang Yesus pilih adalah jalan untuk memuliakan Allah. Dalam Ayat 31-

32 terdapat inti pengajaran Yesus. Karena disampaikan bahwa melalui saliblah penghakiman atas dunia akan terjadi dan penguasa dunia ini akan dikalahkan. Semua orang akan ditarik kepada-Nya. Salib yang sering dipandang sebagai tanda kehinaan menjadi alat kemenangan dan pemulihan.

Memang, kemuliaan salib sering kali sulit diterima, terutama karena bertentangan dengan ekspektasi manusia akan Mesias yang berkuasa. Saat mendengar perkataan Yesus, ada yang tidak memahami, ada pula yang tetap keras kepala dalam ketidakpercayaan. Namun Yesus mengajak setiap orang untuk berjalan dalam terang. Dalam ayat 36 Ia berkata “Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang. Yesus menawarkan terang-Nya bagi dunia yang gelap, tetapi terang itu harus diterima dengan iman.

Sobat obor, bacaan disaat ini menantang kita untuk menilai kembali bagaimana kita memandang kemuliaan dan penderitaan. Salib Yesus mengajarkan bahwa kemuliaan sejati ditemukan dalam pengorbanan, ketaatan, dan kasih yang melampaui pengertian manusia. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menjalani hidup yang meneladani- Nya, menerima salib kita sendiri, dan berjalan dalam terang-Nya. Ketika kita merenungkan jalan salib, kita diajak untuk mempercayai bahwa penderitaan dalam Kristus tidak pernah sia-sia. Seperti biji gandum yang menghasilkan buah, hidup yang diberikan kepada-Nya akan menjadi berkat bagi banyak orang. Sebagai orang muda, kita diajarkan untuk menemukan arti hidup yang sejati dalam Yesus. Bukan fokus mengejar dunia, tetapi melalui hidup dalam kasih, ketaatan, dan kesediaan untuk mengikuti jalan salib. Dengan menghidupi nilai-nilai ini, kita dapat menjadi alat Tuhan untuk membawa terang dan dampak positif bagi generasi ini. Yesus menunjukkan bahwa hidup yang menghasilkan “buah” adalah hidup yang rela memberi diri bagi orang lain, seperti biji gandum yang mati untuk memberi kehidupan. Pengorbanan kecil seperti memberi waktu untuk mendengarkan orang lain adalah langkah konkret untuk meneladani Kristus. Amin. (MT)

Welcome to SOBAT OBOR

Install
×