KEMULIAAN YANG SEJATI | YOHANES 12:20-23

Sobat Obor, Pertemuan beberapa orang Yunani dengan Yesus bukan hanya sekadar interaksi biasa, tetapi merupakan titik penting dalam perjalanan misi Yesus di dunia. Orang-orang Yunani yang datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah, melambangkan umat manusia yang mau mencari kebenaran dan keselamatan yang luas. Mereka datang untuk mencari Yesus, yang telah menjadi sorotan banyak orang. Namun, respons Yesus atas permintaan mereka bukanlah sambutan langsung, melainkan sebuah pengajaran mendalam tentang kemuliaan yang akan datang melalui penderitaan-Nya.

Yesus mengatakan bahwa “telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan” (ayat 23), yang berarti bahwa waktu-Nya untuk mati di salib semakin dekat. Namun, yang menarik adalah bahwa kemuliaan yang dimaksud bukanlah kemuliaan dalam arti duniawi, seperti yang biasanya dipahami oleh orang banyak. Sebaliknya, kemuliaan Yesus terwujud melalui salib. Dalam konteks ini, Yesus mengajarkan bahwa kemuliaan Allah tidak ditemukan dalam kejayaan duniawi atau dalam mempertahankan hidup, tetapi dalam pengorbanan diri dan ketaatan penuh pada kehendak Bapa. Melalui penderitaan-Nya di salib, Yesus tidak hanya mengalahkan kuasa dosa dan maut, tetapi juga menunjukkan bahwa kehidupan yang sejati ditemukan dalam menyerahkan diri kepada Allah.

Sobat obor, perikop ini mengundang untuk memahami bahwa jalan menuju kemuliaan Tuhan sering kali melibatkan penderitaan, pengorbanan, dan ketekunan dalam iman. Sebagaimana Yesus harus mati untuk menghasilkan buah, kita juga dipanggil untuk melepaskan diri dari ego dan keinginan duniawi demi hidup yang memberi buah bagi kerajaan Allah. Proses kemuliaan Yesus melalui penderitaan mengajarkan kita bahwa kesulitan adalah bagian dari rencana Tuhan untuk membentuk karakter kita. Sebagai orang muda, kita sering kali dihadapkan pada masa-masa penuh tantangan, baik itu dalam bentuk kegagalan, penolakan, atau perjuangan untuk menemukan arah hidup. Namun, kita dipanggil untuk tidak takut menghadapi proses itu. Ketika kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan, kita percaya bahwa segala hal, termasuk kesulitan akan digunakan untuk membentuk kita dan membawa kita pada kemuliaan yang sejati. Amin. (MT)