JANGAN SETENGAH HATI | YOHANES 19: 22
Sobat Obor, Pernahkah kita berpikir tentang hal kecil yang ternyata punya makna besar? Yohanes 19:23 mencatat satu detail yang mungkin sering kita lewati. Yesus sudah disalibkan, dan para prajurit mengambil pakaian-Nya. Mereka membagi-baginya menjadi empat bagian, tetapi ada satu yang berbeda, jubah-Nya. Jubah itu tidak berjahit, tenunan utuh dari atas ke bawah. Mereka tidak ingin merobeknya, jadi mereka mengundi untuk mendapatkannya.
Sesungguhnya jubah itu adalah simbol. Simbol kesempurnaan Kristus, simbol kesatuan, dan juga simbol pilihan manusia. Para prajurit berdiri di kaki salib, mereka melihat Yesus, tetapi mereka tidak peduli. Mereka sibuk memperebutkan jubah-Nya, sementara Pribadi yang jauh lebih berharga tergantung di atas mereka. Jubah yang utuh ini mengingatkan kita bahwa Kristus tidak bisa dibagi-bagi sesuai keinginan kita. Dia tidak bisa hanya jadi “Juruselamat” tanpa “Tuhan”. Dia tidak bisa hanya jadi “sumber berkat” tanpa “Pemilik hidup kita”. Para Prajurit hanya melihat jubah dan mengabaikan salib. Prajurit itu berpikir mereka menguasai keadaan, tapi sesungguhnya, mereka hanya menjalankan apa yang sudah dinubuatkan dalam Mazmur 22:19: “Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.” Salib bukan kekalahan, tetapi penggenapan janji Allah
Sobat obor, bukankah sering terjadi di gereja bahwa orang datang untuk mencari berkat, mencari kesuksesan, mencari apa yang bisa mereka ambil, tetapi tidak sungguh-sungguh mencari Tuhan. Kita ingin damai, tapi tidak mau taat. Kita ingin janji-janji-Nya, tapi tidak mau hidup kudus. Padahal melalui bacaan ini kita diajak untuk jangan hanya lihat jubah-Nya. Lihatlah Dia. Pilih Dia. Jangan jadi orang Kristen yang setengah hati. Jangan hanya mencari Yesus untuk berkat-Nya, tetapi tolak salib-Nya. Jangan ikut dunia yang ingin memecah-mecah Kristus, tetapi jadilah umat yang setia, tetap utuh dalam kebenaran-Nya. Amin (MT)