DIBENARKAN | ROMA 6 : 1-2
Sobat Obor, ada seorang pekerja di sebuah perusahan yang karena kelalaiannya membuat kebakaran besar. Kebakaran besar itu terjadi karena sang pekerja bermain-main dengan sebuah korek api di tengah-tengah banyaknya bahan bakar yang mudah dijilat api. Alhasil api membakar hampir semua aset yang dimiliki oleh perusahan itu. Tapi betapa terkejutnya si pekerja ini ketika bertemu dengan bos pemilik perusahan. Bukannya marah ataupun murka dengan kelalaian si pekerja, sebaliknya si bos malah tersenyum dan memaafkan si pekerja. Mengetahui hal itu, beberapa wartawan yang meliput bertanya kepada si pekerja: “apa yang engkau akan lakukan kepada bosa yang baik hati itu?” Pekerja menjawab dengan penuh haru: “saya akan mengabdi dan melakukan apa saja yang diperintahkan oleh bos kepada saya.” Cerita ini sepertinya mustahil terjadi, apalagi ada orang sebaik bos tersebut yang telah kehilangan segala-galanya. Tapi cerita ini sebenarnya menggambarkan tentang Tuhan Yesus yang mengampuni kita.
Karya Kristus merupakan dasar baru yang menentukan benar atau tidak benarnya manusia di hadapan Allah. seperti yang berulang kali dinyatakan oleh Paulus, “benarnya” (dikaiosune) manusia dalam hubungan dengan Allah merupakan pemberian cuma-cuma yang berdasarkan iman. Bagaikan di hadapan hakim yang memutuskan perkara, oleh iman kepada Kristus, orang berdosa yang mestinya dijatuhi hukuman, kini telah “dibenarkan”, yakni dinyatakan benar (atau divonis tidak bersalah) di hadapan Allah. Melalui pembenaran tersebut, hubungan Allah dengan umat-Nya dipulihkan kembali. Di dalam Kristus terbuka jalan masuk kepada kasih karunia Allah bagi semua yang percaya kepadaNya sehingga mereka kini hidup dalam damai sejahtera dengan Allah dalam hubungan yang benar dengan Dia. Kalau demikian siapakah yang akan bertekun dalam dosa lagi? Apakah kita masih mau hidup dalam dosa setelah Tuhan mengampuni dan menganugerahkan keselamatan? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, kita ingin hidup dalam Tuhan seutuhnya. Amin (DLW)