YESUS MENAMPAKKAN DIRI, SETELAH BANGKIT MENYATAKAN IA ADALAH TUHAN | YOHANES 21: 1 – 14 | Pdt Meifira Tanor, M.Th
Sobat Obor, sebelum Yesus naik ke surga, Alkitab menceritakan bahwa selama 40 hari lamanya, Ia menyempatkan diri untuk menjumpai murid-muridNya. Penampakan ini adalah tanda atau bukti bahwa Yesus benar-benar bangkit. Kurang lebih Yesus menampakan diri 10 kali, setelah kebangkitannya. Ia menampakan diri kepada murid-muridNya, kepada Maria Magdalena, Simon Petrus, Dua orang muridNya yang sedang dalam perjalanan menuju Emaus, kepada Yakobus, dsb. Dalam perikop yang kita baca, Yesus ketiga kalinya menampakan diri kepada simon petrus, Tomas, Natanael, anak-anak zebedeus dan dua orang murid lainnya. Penampakan diri Yesus terjadi di pantai danau Tiberias. Saat murid-murid Yesus semalam penuh mencari ikan, tapi tidak mendapat apa-apa. Dari tepi pantai Yesus berkata : “hai anak-anak adakah kamu mempunyai lauk-pauk?”. Merekan menjawab. ‘tidak ada’. tebarkanlah jalamu di sebelah kanan, maka kamu akan mendapat.
Apa yang terjadi setelah murid-murid Yesus menebarkan jala ke kanan? 153 ekor ikan besar di dapat. Murid yang dikasihi Yesus, juga Petrus yang menyadari bahwa ‘itu Tuhan’ segera menghampiri Yesus. Petrus segera menceburkan diri ke air. Dia sebenarnya tidak telanjang. Dia memakai kain basah yang dipakai oleh semua nelayan ikan. Menurut hukum Yahudi, menyampaikan salam adalah tindakan keagamaan. Dan untuk melakukan tindakan semacam itu orang harus berpakain. Maka sebelum Petrus pergi menemui Yesus, ia memakai bajunya, karena ia ingin menjadi orang yang pertama yang menyambut Yesus.
Sobat obor, Firman Tuhan saat ini sesungguhnya berbicara tentang realitas kebangkitan. Karena, tidak sedikit orang waktu itu beranggapan bahwa penampakan Kristus yang telah bangkit itu tidak lebih dari pada penglihatan para murid. Memang penglihatan itu ada, tapi toh hanya sebuah penglihatan. Bahkan ada yang berkata, itu bukan penglihatan tapi halusinasi para murid. Namun Alkitab secara tegas menekankan bahwa Kristus yang bangkit bukanlah suatu penglihatan, halusinasi, atau bahkan hanya roh, tapi benar-benar orang. Benar-benar bahwa kubur telah kosong dan bahwa Kristus yang telah bangkit itu mempunyai tubuh yang sungguh- sungguh, memiliki tanda bekas tusukan paku dan tusukan di lambungnya.
Karenanyam Yohanes 21 ini menekankan sebuah realitas bahwa yang menampakan diri kepada murid-muridnya adalah Yesus yang nyata. Yang menunjuk sekelompok ikan besar, yang menyuruh mereka menebarkan jala ke kanan, yang menyalakan api arang di laut, yang membuat makanan dan membagikannya, yang semua itu tidak mungkin dilakukan oleh roh namun dapat dilakukan oleh tubuh. Karenanya tujuan utama dari injil ini adalah untuk menerangkan sejelas-jelasnya, bahwa kebangkitan itu adalah realitas (kenyataan). Bukan hanya suatu penglihatan, bukan isapan jempol semata dari imajinasi seseorang yang sedang bersemangat dan bergembira, tapi yang bangkit adalah Yesus yang telah mengalahkan maut.
Saat para murid menebarkan jala ke kanan mereka belum menyadari sepenunya bahwa perintah itu datang dari Yesus. Barulah ketika mereka mendapat ikan yang banyak, murid yang dikasihi Yesus, menyadari bahwa itu Tuhan. Yang berdiri di tepi pantai yang sedang memperhatikan para murid menjala ikan. Apa yang terjadi jika mereka tidak mendengarkan perkataan Yesus? Tentu semalam penuh mereka tidak akan mendapat apa-apa. Padahal mereka adalah nelayan professional. Bahkan petrus menguasai tempat itu, sebab dari sanalah ia berasal. Namun, sehabat apapun pengalaman kita, sehebat apapun ilmu kita, tidak akan menghasilkan berkat jika tidak mampu mendengar suara Tuhan.
Secara tersirat Yesus mengajarkan para murid untuk terus mendengarkan suara Tuhan, dalam pesiapan diri mereka menjadi penjala manusia. Karenanya jika Yesus berakata ke kanan, jangalah mereka ke kiri. Sebab ternyata berkat itu terletak atas kesediaan kita mendengarkan suaranya, perintahnya, dan firmanNya.
Sobat obor, Yesus ingin para murid-muridNya hidup bukan sekedar menjalankan profesi mereka, rutinitas mereka sebagi nelayan, tapi mereka diperintahkan untuk pergi, memberitakan pada semua orang bahwa Ia adalah Tuhan yang benar-benar bangkit, dan menjadi penjala manusia. Demikian juga dengan kita sebagai orang muda. Kita diajak untuk menjadi pelayan bagi semua orang, menjadi penjala manusia, dan bukan malah terlena dengan kesibukan-kesibukan kita. Amin (MT)

