PANGGILAN TUHAN | YOHANES 21: 3
Sobat Obor, pada suatu malam, Simon Petrus duduk termenung di tepi danau. Angin kemudian berembus lembut, tetapi hatinya begitu bergejolak. Pikirnya, terlalu banyak hal yang telah terjadi dalam waktu singkat. Karena, Yesus telah mati, lalu bangkit dan mereka telah melihat-Nya. Tetapi segalanya masih terasa bergejolak. Dan tiba-tiba, Petrus berkata, “Aku pergi menangkap ikan.” Kata-kata itu mungkin sekadar ucapan sederhana, tetapi di dalamnya ada kelelahan dan kebingungan. Panggilan Yesus untuk menjadi penjala manusia masih ada, tetapi entah mengapa, malam itu lebih mudah untuk kembali ke kehidupan yang dulu ia kenal. Yang lain pun mengikutinya, mungkin karena mereka merasakan hal yang sama, lebih baik melakukan sesuatu daripada tenggelam dalam kebingungan yang panjang.
Mereka berlayar ke tengah danau, membiarkan jala mereka turun, berharap sesuatu akan mereka dapatkan. Tetapi sepanjang malam, Danau yang mereka kenal begitu baik tidak memberikan apa-apa. Jala mereka kosong. Tidak ada ikan. Usaha mereka sia-sia. Seolah-olah kehidupan lama yang mereka coba jalani kembali sudah tak cocok lagi dengan mereka. Pagi pun datang, dan di kejauhan, ada seseorang berdiri di tepi pantai. “Hai anak- anak, adakah kamu mempunyai lauk?” Mereka menjawab dengan jujur, “Tidak ada.” Mungkin bukan hanya ikan yang tidak mereka miliki, mungkin mereka juga kehilangan arah, kehilangan keyakinan tentang siapa mereka sekarang. Dalam kegundahan hati para murid, Yesus datang memberi kelegaan. Dia tidak datang untuk menegur, tetapi untuk memanggil kembali. Mereka mungkin telah kembali menangkap ikan, tetapi Yesus ingin mereka mengingat bahwa panggilan mereka jauh lebih besar dari sekadar jala dan perahu.
Sobat obor, Bukankah kita pun sering seperti mereka? Ketika hidup terasa tak menentu, kita kembali ke hal-hal lama. Pada kebiasaan-kebiasaan yang lama dan melupakan panggilan Tuhan. Namun liahtlah, Tuhan berdiri di tepi kehidupan kita, memanggil kita kembali. Dan hal ini mengingatkan kita bahwa panggilan-Nya masih ada, masih nyata, dan masih lebih besar dari yang pernah kita bayangkan. Amin (MT)