KEKUATAN YANG MENOPANG | ROMA 8 : 5-8
Sobat Obor, Seorang anak kecil sedang bermain layang-layang di tepi sawah. Angin bertiup kencang, dan layang-layangnya menari tinggi di langit. Tiba-tiba benangnya putus. Layang-layang itu masih tampak terbang bebas, tetapi pelan-pelan ia mulai menukik, kehilangan arah, dan akhirnya jatuh di semak belukar. Si anak termenung: “Ternyata, tanpa benang, ia tidak bisa benar-benar terbang.” Ia sadar, kebebasan sejati bukan berarti lepas dari kendali, melainkan tetap terhubung dengan kekuatan yang menopang.
Begitulah Paulus berbicara tentang hidup menurut daging dan hidup menurut Roh. Bagi Paulus, bukan hanya soal perilaku atau pilihan moral semata, melainkan soal pusat kendali hidup manusia. Mereka yang hidup menurut daging, kata Paulus, pikirannya tertuju kepada hal-hal yang berasal dari daging seperti keinginan diri, ego yang tak terpuaskan, hidup yang berpusat pada diri sendiri. Namun yang hidup menurut Roh, pikirannya tertuju pada hal-hal seperti kasih, pengampunan, kebenaran bahkan kehendak Allah. Yang dikuasai daging tidak mungkin berkenan kepada Allah. Bukan karena Allah tidak mengasihi, tapi karena manusia menutup diri terhadap Allah. Hidup yang dikendalikan daging, pada akhirnya, kehilangan arah dan jatuh ke semak belukar keakuan. Tetapi hidup yang dikendalikan Roh, meskipun tidak selalu mudah adalah hidup yang diarahkan dan dijaga oleh kasih yang lebih besar dari diri kita sendiri.
Sobat obor, bacaan hari ini menantang kita untuk bertanya: kemana hidup kita tertuju? Apakah pikiran kita masih terus-menerus dikuasai oleh keinginan dunia seperti ambisi, nafsu dan iri hati ataukah pikiran kita telah dipenuhi oleh kasih, pengampunan dan kebenaran? Kita sesungguhnya hidup di zaman yang begitu bising dengan pengaruh media, opini bahkan standart dunia yang berubah begitu cepat. Karenanya kita diajak agar membiarkan diri kita dikuasai Roh kudus. Karena hanya dengan hal demikin, kita akan hidup untuk menyenangkan hati Allah. Amin (MT)