MILIK KRISTUS | ROMA 8 : 9-12
Sobat Obor, Ada satu kenyataan yang sering kali kita abaikan: bahwa menjadi orang Kristen bukan sekadar soal percaya kepada Kristus, melainkan soal siapa yang benar-benar menguasai hidup kita. Banyak orang mengaku percaya, rajin ke gereja, bahkan aktif dalam pelayanan, tetapi tetap hidup menurut keinginan daging. Mereka bicara tentang kasih, tetapi mudah marah. Mereka menyanyikan pujian, tetapi hatinya penuh iri dan benci. Lalu kita bertanya: apakah Roh Allah sungguh diam di dalam mereka?
Dalam bacaan ini, Paulus menekankan perbedaan mendasar antara hidup menurut daging dan hidup menurut Roh. Ia berkata bahwa mereka yang percaya kepada Kristus tidak lagi hidup menurut daging, melainkan menurut Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam mereka. Ini bukan hanya pernyataan teologis, tetapi sebuah kenyataan bahwa hidup orang percaya telah mengalami perubahan hakikat. Kehadiran Roh Kudus bukan hanya sebuah simbol, melainkan realitas yang mengubah cara hidup, cara berpikir, dan cara berrelasi dengan Allah dan sesama. Paulus juga memberi peringatan yang kuat: siapa yang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Artinya, iman kepada Kristus dan kepemilikan Roh tidak bisa dipisahkan. Roh Kudus menjadi meterai bahwa seseorang adalah milik Kristus.
Sobat obor, kita ini ibarat rumah. Bila daging yang menguasai, yakni nafsu, egoisme, kemarahan, dan kesombongan, maka rumah itu akan rusak perlahan. Tapi jika Roh Allah diam di sana, maka rumah itu hidup kembali. Itu akna menjadi tempat yang menyenangkan, damai, dan penuh terang. Namun, ingatlah bahwa Roh tidak memaksa masuk. Ia mengetuk pintu, menunggu kita membukanya. Karenanya harus disadaari bahwa kita bukan lagi berhutang kepada daging, tetapi kepada Roh. Artinya, kita tidak perlu lagi tunduk pada pola hidup lama yang hanya membawa kehancuran. Sebaliknya, kita dipanggil untuk hidup oleh Roh, membiarkan Roh itu menata ulang rumah kita, pikiran, hati, dan tindakan kita. Amin (MT)