ANAK-ANAK ALLAH | ROMA 8:15

Sobat Obor, Bagian perikop ini merupakan puncak dari penghiburan dan pengharapan yang diberikan Paulus kepada orang-orang percaya. Paulus sedang berbicara kepada jemaat yang hidup dalam ketakutan, baik karena penganiayaan dari luar maupun karena rasa bersalah dan ketidakyakinan di dalam hati mereka. Dalam konteks itu, Paulus meyakinkan bahwa hidup Kristen bukanlah hidup dalam ketakutan sebagai budak, tetapi hidup dalam hubungan kasih sebagai anak-anak Allah.

Ada perbedaan antara seorang budak dan seorang anak. Perbedaan itu terletak pada kedekatan hubungan. Seorang budak takut kepada tuannya; seorang anak percaya kepada bapanya. Kita tahu bersama bahwa, Tuhan memberikan Roh kepada orang percaya. Roh yang diberikan kepada orang percaya bukanlah Roh yang membawa rasa takut akan penghukuman, melainkan membawa keberanian. Roh memampukan kita untuk menyebut Allah sebagai “Abba”, sebuah kata Aram yang penuh kehangatan dan keintiman, seperti “Ayah” atau “Papa”. Ini adalah kata yang biasa dipakai oleh anak kecil dalam keluarga Yahudi. Dalam konteks ini, menjadi anak Allah berarti mengalami hubungan yang begitu dekat dengan-Nya, sehingga kita tidak lagi menjauh karena takut, tetapi justru mendekat dengan keberanian dan kasih. Melalui Kristus, manusia tidak lagi berada di bawah kutukan hukum, melainkan hidup dalam kasih karunia sebagai anak-anak. Hidup Kristen bukanlah usaha untuk menyenangkan Allah agar tidak dihukum, tetapi jawaban kasih dari anak yang tahu bahwa ia telah dikasihi terlebih dahulu. Hubungan ini memberi penghiburan sejati, karena di tengah penderitaan, kelemahan, dan kegagalan, kita tahu bahwa kita bukan lagi orang asing bagi Allah, melainkan anak yang dikasihi.

Sobat obor, bagian perikop ini bukan hanya pengajaran, tapi undangan untuk mengalami hubungan pribadi dengan Allah. Hubungan atau relasi ini akan membebaskan kita dari rasa takut, dan mengikat kita kepada Bapa. Setiap pemuda diajakn untuk hidup dalam Roh, yaiutu penuh keintiman, keberanian, dan kepastian akan kasih yang tidak pernah gagal. Amin (MT)