HANYA NAMA ALLAH SAJA! | KELUARAN 23 : 13
Sobat Obor, Ayat ini merupakan penutup dari serangkaian hukum sosial dan ibadah dalam Keluaran 23. Tuhan menegaskan satu hal penting: kewaspadaan total terhadap perintah-Nya, dan penolakan mutlak terhadap segala bentuk penyebutan nama allah lain. Secara kontekstual, bangsa Israel hidup di tengah masyarakat politeistik. Menyebut nama dewa-dewa lain bukan sekadar menyapa, itu berarti mengakui eksistensi mereka dan memberi mereka tempat dalam kesadaran iman. Maka larangan menyebut nama mereka adalah bentuk peneguhan total atas monoteisme: hanya Allah yang layak disebut, dihormati, dan disembah. Penghormatan atas nama Allah tidak seperti pemahaman yang keliru dan kaku seperti ajaran yang menyebut bahwa nama Allah hanya bisa disebutkan di bahasa aslinya. Tapi dalam terjemahan bahasa apapun, nama Allah bisa disebut dengan penghargaan dan penghormatan atas kewibawaan kekudusanNya.
Bagi pemuda GMIM masa kini, ayat ini mengajak untuk menjaga kesetiaan pada Tuhan bukan hanya lewat tindakan besar, tetapi juga melalui tutur kata. Apa yang keluar dari mulut mencerminkan apa yang ada di dalam hati. Dalam dunia digital dan media sosial, kita sering kali tidak sadar mengangkat “allah-allah” lain: kekuasaan, uang, popularitas, atau bahkan hal-hal rohani palsu. Ketika itu mulai sering disebut dan dibahas, lama-kelamaan hal tersebut bisa menjadi berhala modern. Renungan ini mengajak kita semua untuk: Waspada terhadap pengaruh luar yang merusak kesetiaan iman, menjaga lidah dari perkataan yang menyesatkan atau memberi tempat bagi nilai-nilai yang menentang Tuhan, menjadikan nama Tuhan sebagai satu-satunya yang layak diakui dan diagungkan dalam hidup dan perkataan kita,. Tuhan bukan hanya ingin kita setia dalam hati, tetapi juga dalam cara berbicara dan membagikan nilai hidup kita. Kesetiaan itu tercermin bukan hanya dalam ibadah hari Minggu, tetapi juga dalam setiap kata yang kita ucapkan sepanjang hari, bahkan sepanjang kehidupan. Amin (DLW)