HIDUP BARU DALAM KRISTUS SEBAGAI ORANG-ORANG PILIHAN ALLAH YANG DIKUDUSKAN DAN DIKASIHI-NYA | KOLOSE 3 : 5 – 17 | Pdt. Kristian Kasenda, S.Th
Sobat Obor, Hidup baru dalam Kristus tidak sekadar berarti meninggalkan dosa, melainkan juga hidup dalam identitas baru sebagai umat pilihan Allah. Bayangkan seorang remaja yang baru keluar dari pusat rehabilitasi narkoba. Ia telah mengalami kehancuran, tetapi ketika ia keluar dan menerima pakaian baru dari keluarganya, itu bukan sekadar simbol pemulihan, itu lambang hidup baru. Begitu juga dengan kita, orang percaya. Kita telah mati terhadap dosa, dan kini hidup bagi Kristus. Kita dipanggil bukan karena kita layak, tetapi karena Allah lebih dahulu mengasihi, menguduskan, dan memilih kita dalam kasih karunia-Nya. Hidup baru ini bukan hasil usaha manusia, melainkan buah dari karya keselamatan Allah yang mengubah hidup kita secara radikal. seperti seseorang yang berlayar dalam kapal rusak dan karam di tengah badai. Ia terapung-apung di laut, hampir tenggelam, lalu sebuah kapal Penyelamat datang dan mengangkatnya. Ia tidak bisa menyelamatkan diri; ia hanya menerima tangan yang terulur padanya. Ketika ia naik ke kapal baru itu, ia mengenakan pakaian bersih dan diberi tempat istirahat. Ia tahu hidupnya diselamatkan, bukan karena kekuatannya, tapi karena anugerah Penyelamat. Demikianlah hidup dalam Kristus: kita diselamatkan dari kehancuran oleh tangan Allah sendiri, dan kini hidup kita adalah hidup syukur, hidup baru, yang tidak lagi sama seperti sebelumnya.
Sobat obor, Dalam Kolose 3:5-17, Paulus mengajarkan bahwa hidup dalam Kristus berarti mematikan manusia lama dan mengenakan manusia baru. Doktrin Calvinis tentang pemilihan ilahi menegaskan bahwa keselamatan kita berasal dari kehendak Allah, bukan dari perbuatan kita. Karena kita telah dikuduskan dan dikasihi, kita dipanggil untuk hidup sesuai dengan natur baru itu. Paulus menyebutkan hal-hal yang harus ditanggalkan: percabulan, hawa nafsu, keinginan jahat, dan keserakahan, karena semua itu adalah berhala. Sebaliknya, kita dipanggil untuk mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran. Ini bukan sekadar tuntutan moral, tapi refleksi dari hidup yang telah diubahkan
oleh kasih Allah.
Sobat obor, Namun di tengah dunia modern, banyak pemuda Gereja yang terjebak dalam identitas ganda. Di Gereja, mereka terlihat rohani, tapi di media sosial dan lingkungan pergaulan, mereka hanyut dalam nilai-nilai duniawi: mengejar popularitas, pencitraan, dan kepuasan diri. Relativisme moral membuat dosa tampak tidak berbahaya, bahkan seringkali dibenarkan. Banyak yang hidup dalam kemarahan, iri hati, dan gaya hidup bebas, yang justru bertentangan dengan identitas sebagai umat kudus Allah. Mereka rindu hidup benar, namun sering kehilangan arah dan kekuatan. Di sinilah pentingnya komunitas iman dan pelayanan Gereja untuk hadir sebagai pelita, bukan dengan penghakiman, tetapi dengan kasih dan kebenaran.
Sobat obor, Firman ini mengajarkan bahwa hidup sebagai orang pilihan Allah bukan hanya mungkin, tetapi harus menjadi kenyataan sehari-hari. Ini adalah proses pengudusan yang berkelanjutan, karya Roh Kudus dalam diri setiap orang percaya. Pemuda Kristen dipanggil untuk hidup dalam persekutuan yang mendalam dengan Kristus—melalui firman, doa, dan komunitas. Mereka perlu belajar mengampuni, mengasihi, dan bersyukur dalam segala hal. Ketika mereka memilih untuk taat, mereka sedang mengenakan Kristus. Kasih menjadi pengikat kesatuan dan kekuatan di tengah perbedaan. Dalam dunia yang kacau, hidup baru dalam Kristus menjadi kesaksian nyata bahwa Allah sanggup mengubah hati manusia dan memperbarui segalanya.
Maka marilah kita sebagai pemuda Kristen hidup dalam kesadaran bahwa kita adalah orang-orang pilihan, bukan karena kehebatan kita, tetapi karena anugerah Allah. Jangan kembali mengenakan manusia lama, tetapi hiduplah dalam kekudusan dan kasih yang mengalir dari relasi kita dengan Kristus. Dunia perlu melihat bahwa hidup baru itu bukan mitos, tetapi nyata—dan itu dimulai dari kita yang percaya dan berjalan bersama-Nya setiap hari. Amin (KK)