LAKUKANLAH SEMUANYA DALAM NAMA TUHAN | KOLOSE 3 : 15-17
Sobat Obor, bayangkan kamu di tengah pertandingan yang tegang. Pelatihmu berseru, “Tenang! Dengarkan aba-aba!” Kalau kamu tidak mendengarnya dan bertindak sendiri, semuanya bisa kacau. Paulus berkata, “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu.” Dalam bahasa aslinya, kata “memerintah” berarti menjadi wasit atau penentu keputusan. Dalam teologi Reformed, damai Kristus bukan hanya perasaan tenang, tapi hasil dari pendamaian yang Kristus kerjakan di salib. Ketika kamu hidup dalam anugerah-Nya, damai itu menjadi “pengarah hidup”—bukan hanya untuk merasa baik, tapi untuk membuat keputusan yang benar di tengah konflik dan kebingungan.
Sobat obor, apa pun yang kamu lakukan—main basket, belajar, bantu orang tua, bahkan nongkrong—semuanya bisa jadi ibadah jika dilakukan dalam nama Tuhan. Paulus menutup nasihatnya dengan kalimat yang menyentuh seluruh aspek kehidupan: apa pun yang kamu katakan atau lakukan, lakukanlah semuanya dalam nama Tuhan Yesus sambil mengucap syukur. Ini bukan ajakan untuk hidup religius secara sempit, tapi panggilan untuk menjadikan Kristus pusat dari seluruh kehidupan. Ketika nama Tuhan Yesus menjadi dasar dan tujuan dari tindakan kita, maka setiap hal sederhana pun memiliki nilai kekekalan. Bahkan hal kecil seperti senyum, menolong teman, atau berkata jujur menjadi kesaksian. seluruh hidup orang percaya berada di bawah kedaulatan Allah. Tidak ada satu inci pun dari hidup kita yang netral. Prinsip soli Deo gloria—kemuliaan hanya bagi Allah—berarti bahwa kita hidup bukan untuk nama kita sendiri, tetapi untuk nama-Nya. Menjadi pemuda Kristen bukan soal banyaknya aktivitas rohani, tapi soal kesadaran bahwa seluruh hidup adalah altar penyembahan. Hidup adalah milik Tuhan.
Sobat obor, hari ini banyak anak muda hidup dalam dua dunia: satu di gereja, satu di luar. Kita aktif melayani, tapi mungkin tak jujur di sekolah. Kita hafal ayat, tapi menyimpan dendam. Mari hidup konsisten, biarkan nama Tuhan disematkan pada segala hal yang kita lakukan. Saat kita hidup seperti ini, kita bukan hanya memuliakan Tuhan, tapi juga menjadi terang dan garam yang dibutuhkan dunia ini. Amin (KK)

