BERCERMIN | YEHEZKIEL 33 : 17 – 20
Sobat Obor, Di kampung-kampung Minahasa, kita sering dengar ungkapan seperti: “Cuma Tuhan yang tau!” atau “Kita so beking tu bae, mar Tuhan nyanda kase buka jalan.” Dalam keseharian, ini bisa jadi tanda frustrasi. Tapi, di Yehezkiel 33:17–20, Tuhan menanggapi langsung sikap seperti ini. Bangsa Israel berkata: “Jalan Tuhan tidak tepat.” Mereka merasa Tuhan tidak adil karena orang fasik yang bertobat bisa hidup, sementara orang benar yang jatuh ke dalam dosa dihukum. Tapi Tuhan menjawab dengan tegas: “Bukankah jalan-Ku yang tepat? Bukan jalanmu yang bengkok?” Ini tamparan halus bagi kita semua. Kadang kita merasa Tuhan “tidak adil” karena kita hanya melihat dari sudut pandang diri. Kita merasa sudah rajin gereja, ikut ibadah kategorial, bahkan melayani tapi Tuhan seolah diam waktu kita susah. Sementara orang yang hidup semaunya malah kelihatan lancar. Tapi ayat ini menyadarkan kita: Tuhan menilai hati dan jalan hidup kita hari ini.
Tuhan tidak tertarik pada reputasi agamawi yang kosong. Dia melihat keaslian hidup, keadilan yang dilakukan, dan pertobatan yang nyata. Sebaliknya, orang benar yang akhirnya menyimpang tetap bertanggung jawab atas pilihannya. Tuhan tidak bisa disuap oleh masa lalu rohani kita. Di Minahasa kita punya istilah “baku bantu,” tapi Tuhan tidak berkenan jika hidup benar hanya dijadikan alat tukar. Bagi pemuda gereja, ini saatnya berhenti menyalahkan Tuhan, dan mulai bercermin. Kalau hidup terasa kering, tanya dulu: apakah kita masih setia berjalan dalam kebenaran? Jangan sibuk melihat ke “jalan Tuhan” kalau “jalan kita” masih penuh belokan sendiri. Tuhan adil, lebih dari pengadilan mana pun. Kalau kita bertobat dan hidup benar, Tuhan setia menyambut dan memulihkan. Tapi kalau kita bersikeras menyalahkan Tuhan tanpa berubah, kita hanya membohongi diri.
Jadi torang pilih: bertobat dan hidup, atau bertahan dan tersesat? Bercermin dan koreksi diri. Amin (DLW)

