SAAT FIRMAN TIDAK BERAKAR | LUKAS 8:6
Sobat obor, Firman yang tidak berakar akan mudah layu tapi hati yang dalam dan terbuka mampu menumbuhkan kehidupan yang sejati. Yesus berkata: “ada benih yang sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu; dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air.” Gambaran ini adalah tentang firman yang tidak berakar. Firman itu sempat tumbuh, sempat terlihat hidup, tetapi karena tidak menancap dalam, ia segera layu.
Dalam hidup kita sering mengalaminya. Ada saat kita begitu bersemangat mendengar firman. Hati kita tersentuh, kita merasa dikuatkan. Namun ketika tantangan datang, ketika doa kita belum dijawab, atau ketika penderitaan mengetuk, semangat itu hilang. Firman yang tadinya kita sambut dengan sukacita ternyata tidak berakar kuat, sehingga mudah gugur. Inilah bahaya iman yang dangkal. Iman yang hanya bertumpu pada perasaan sesaat pasti tidak akan tahan menghadapi badai hidup. Iman yang tidak berakar kuat akan goyah ketika kenyataan tidak sesuai harapan.
Sobat obor, Yesus ingin kita memiliki hati yang dalam, bukan dangkal. Firman itu harus berakar, bukan sekadar menempel di permukaan. Untuk itu, kita perlu memberi ruang dan waktu pada Firman Tuhan. Kita perlu membaca firman bukan hanya sekilas, tetapi direnungkan. Berdoa bukan hanya sebagai rutinitas, tetapi sebagai napas kehidupan. Mengikuti ibadah bukan hanya untuk hadir, tetapi untuk sungguh-sungguh mengalami perjumpaan dengan Kristus. Akar iman dibentuk dalam ketekunan. Sama seperti pohon yang tidak bisa berakar dalam semalam, begitu juga iman kita bertumbuh melalui proses. Ada doa yang panjang, ada ketaatan yang diuji, ada kesabaran yang ditempa. Tetapi justru di situlah firman itu semakin menguatkan, sehingga ketika panas matahari kehidupan datang, kita tidak mudah layu. Mari, jangan biarkan firman hanya singgah sebentar. Biarkan ia masuk lebih dalam, berakar di hati, dan bertumbuh menjadi kekuatan yang sejati. Karena iman yang berakar dalam firman tidak akan pernah layu, tetapi akan terus hidup di tengah segala musim. Amin (MT)

