KETEKUNAN YANG MENGHASILKAN BUAH | LUKAS 8:11-15

Sobat obor, seorang petani pernah berkata, “Yang paling berat bukan menabur benih, melainkan menunggu benih itu tumbuh.” Ia bercerita, setelah menabur jagung di ladangnya, setiap hari ia datang melihat tanah yang sama, tanpa tanda-tanda kehidupan. Seminggu berlalu, masih tanah kosong. Namun ia tetap menyiram, tetap membersihkan gulma, dan tetap percaya benih itu hidup. Hingga pada hari yang kesepuluh, muncullah tunas kecil yang hijau. Sang petani tersenyum: ketekunannya tidak sia-sia.

Begitulah Firman Tuhan bekerja dalam hidup kita. Yesus menjelaskan, benih itu adalah Firman Allah. Ada yang jatuh di pinggir jalan, di batu, di semak, dan ada yang jatuh di tanah yang baik. Hanya benih di tanah yang baiklah yang berakar, bertumbuh, dan akhirnya berbuah seratus kali lipat. Bedanya bukan pada benih. melainkan pada tanahnya. Dan tanah yang baik itu adalah hati yang mau mendengar, menyimpan, serta memelihara Firman dengan ketekunan.

Sobat obor, ketekunan menjadi hal yang sangat penting. Sebab Firman tidak langsung berbuah seketika. Sama seperti benih yang tidak bisa dipaksa berbuah dalam semalam, Firman juga memerlukan waktu, doa, air mata, dan kesetiaan kita. Banyak orang Kristen bersemangat di awal, namun padam di tengah jalan. Firman itu mati bukan karena tidak berkuasa, tetapi karena hati tidak tekun menjaganya. Yesus berkata, orang yang mendengar Firman dan menyimpannya dalam hati yang jujur serta baik, ialah mereka yang berbuah dalam ketekunan. Itu berarti iman bukan soal cepat atau lambat, melainkan soal setia atau tidak. Bukan soal mulai dengan semangat besar, melainkan bertahan sampai akhir. Karenanya, jangan cepat menyerah bila Firman yang engkau hidupi belum berbuah. Teruslah setia membaca Alkitab, tekun berdoa, dan taat pada suara Roh Kudus. Mungkin sekarang yang terlihat hanya tanah kosong, tetapi di bawahnya benih sedang berakar. Pada waktunya, engkau akan melihat buah yang indah, buah yang memberi berkat bukan hanya untuk dirimu, tetapi juga bagi banyak orang. Amin (MT)