DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT | KEJADIAN 48:12-16
Sobat obor, siapa yang tidak kenal Denzel Washington, aktor Hollywood yang sering membintangi film besar? Di balik popularitasnya, ia dikenal sebagai seorang Kristen yang berpegang pada doa dan sering memberi motivasi rohani dalam pidatonya. Ia pernah berkata bahwa keberhasilan dan talenta bukan sekadar untuk kebanggaan pribadi, melainkan untuk dipakai melayani dan memberi dampak bagi orang lain. Kisahnya mengingatkan kita pada peristiwa ketika Yusuf membawa anak-anaknya kepada Yakub untuk menerima berkat. Yusuf tahu bahwa berkat Allah yang diteruskan Yakub bukan hanya untuk kesejahteraan pribadi, tetapi juga untuk generasi dan bangsa yang lebih luas.
Sobat obor, secara teologis, tindakan Yakub memberkati Efraim dan Manasye menunjukkan bahwa berkat Allah selalu bersifat transformatif dan berjangka panjang. Yakub tidak sekadar mengucapkan doa biasa, melainkan mengingat Allah Abraham dan Ishak, Allah yang telah memelihara dia sepanjang hidup. Berkat ini menegaskan bahwa Allah yang sama akan menuntun generasi berikutnya. Berkat bukanlah warisan materi semata, tetapi warisan iman dan janji keselamatan. Yakub sadar, berkat Allah bukan untuk dinikmati sendiri, melainkan untuk melanjutkan karya Allah bagi umat manusia.
Sobat obor, pemuda masa kini sering salah memahami arti berkat. Banyak yang hanya mengaitkan berkat dengan harta, jabatan, atau popularitas. Padahal, berkat sejati adalah ketika kita dipanggil untuk menjadi saluran kasih Allah. Talenta, kepandaian, atau kesempatan yang kita miliki bukan semata-mata untuk diri sendiri, melainkan untuk memberkati orang lain. Sama seperti Efraim dan Manasye yang diangkat dalam rencana besar Allah melalui doa Yakub, kita pun dipanggil untuk memakai hidup sebagai alat berkat. Jadi jangan simpan talenta hanya untuk kesenangan pribadi. Pakailah untuk menguatkan keluarga, teman, bahkan orang yang membutuhkan. Itulah arti sejati hidup yang diberkati. Amin (KK)

