YESUS KRISTUS ADALAH KEPALA DARI SEGALA YANG ADA | EFESUS 1 : 15 – 23 | Pdt. Denny L Waljufry, S.Th
Sobat obor, pernahkah kamu bertemu dengan seseorang yang terlihat biasa saja, tapi ternyata dia adalah pemimpin besar, misalnya seorang CEO perusahaan rahasia, atau bahkan se-orang atlet olimpiade yang hebat? Kamu baru sadar betapa hebatnya dia setelah ada yang membisikkan identitasnya. Pengenalan itu mengubah caramu melihatnya, dari orang biasa menjadi sosok yang luar biasa. Relasi kita dengan Tuhan Yesus seringkali seperti itu. Kita tahu Dia Juruselamat, kita tahu Dia baik, tapi apakah kita benar-benar mengerti seberapa besar kuasa dan wibawa-Nya? Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, berdoa secara khusus agar mereka mendapatkan “roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar”. Paulus ingin mereka tidak hanya tahu tentang Yesus, tetapi benar-benar melihat dan memahami betapa mulia dan berkuasanya Dia.
Surat Efesus ditulis oleh Rasul Paulus saat ia berada di dalam penjara. Na- mun, dari balik jeruji besi, ia tidak mengeluh. Sebaliknya, ia meluap-luap dengan pujian dan doa. Surat ini ditujukan kepada jemaat di Efesus, sebuah kota yang dipenuhi dengan kuil-kuil dewa pagan, terutama kuil Artemis yang megah. Dalam lingkungan seperti itu, Paulus ingin jemaat Efesus tidak hanya beriman, tetapi juga memiliki pengetahuan yang mendalam ten- tang Tuhan yang mereka sembah, yang jauh lebih berkuasa dari semua dewa-dewi di sekeliling mereka. Dalam doanya, Paulus menyoroti kebesa- ran Allah melalui empat hal luar biasa yang Ia lakukan bagi Kristus:
- Membangkitkan Kristus dari antara orang mati. Ini adalah demon- strasi kekuasaan Allah yang paling Kematian, musuh terakhir manusia tidak mampu menahan Yesus.
- Mendudukkan Dia di sebelah kanan Allah Bapa. Posisi ini melam- bangkan otoritas tertinggi dan kemuliaan ilahi.
- Menundukkan segala sesuatu di bawah kaki-Nya. Ini berarti tidak ada satu pun kuasa, entah di dunia ini maupun di dunia yang akan datang, yang berada di atas Yesus. Semua kerajaan, otoritas, dan kekuatan tunduk pada kekuasaan-Nya.
- Menetapkan Dia sebagai Kepala atas segala yang ada bagi Ini adalah poin terpenting bagi kita. Yesus adalah Kepala segalan- ya, dan Dia adalah Kepala khususnya bagi kita, gereja-Nya. Jemaat adalah tubuh-Nya yang dipersatukan oleh otoritas dan kehad- iran-Nya.
Ajaran gereja GMIM, yang berakar pada teologi Protestan dan Reformed, secara dogmatis meyakini bahwa Yesus Kristus adalah Kepala Gereja yang tunggal dan tidak tergantikan. Alkitab dengan tegas menyebutkan bahwa “Ialah (Yesus) Kepala tubuh, yaitu jemaat” (Kolose 1:18) dan Allah telah “me- netapkan Dia sebagai Kepala atas segala yang ada bagi jemaat” (Efesus 1:22). Gelar ini tidak pernah diberikan kepada manusia mana pun. Pandan- gan ini berbeda dengan ajaran gereja lain yang meyakini bahwa manusia adalah Kepala Gereja yang kelihatan di bumi. Pemahaman ini menegas- kan bahwa kita sebagai anggota GMIM, yang merupakan bagian dari tubuh Kristus, langsung tunduk dan taat hanya kepada Kristus sebagai Kepala kita. Tidak ada perantara manusia yang bisa menggantikan peran Kristus dalam memimpin, memerintah, dan memelihara gereja-Nya. Ini adalah ja- minan bagi kita bahwa gereja dipimpin oleh Allah sendiri.
Sobat obor, jika kamu sedang merasa khawatir dengan masa depan, studi, atau pekerjaanmu, renungkanlah bahwa Yesus, yang adalah Kepala atas segalanya, juga adalah Kepala atas hidupmu. Dia berkuasa atas sega- la rintangan dan tantangan yang kamu hadapi. Ketika kita melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya yang sejati, masalah-masalah kita yang tadinya tampak besar akan menjadi kecil. Maka, mari kita berdoa seperti Paulus: “Ya Tuhan, bukalah mata rohani kami agar kami dapat melihat Yesus yang adalah Kepala atas segala sesuatu. Biarkan kami melihat betapa agung- nya kuasa-Mu, dan biarkan kami merasakan sukacita karena kami adalah milik-Mu, tubuh Kristus yang disayangi.” Ketika kita menyadari Yesus ada- lah Kepala, iman kita bukan lagi sekadar keyakinan, tetapi menjadi sumber kekuatan dan pengharapan yang tak tergoyahkan. Amin (DLW)

