Sekongkol | Kisah Para Rasul 5 : 1,2

S

obat obor, tanda orang yang beroleh anugerah itu adalah mereka berani berbagi apa saja tanpa hitung- hitungan atau merasa rugi. Demikian pula jika seseorang memenangkan sebuah perlombaan, maka sebagai pemenang, perasaannya pasti penuh dengan kebahagiaan sehingga larut dalam sukacita bersama siapa saja. Jemaat perdana yang terbentuk setelah Tuhan Yesus bangkit dan naik ke sorga kira[1]kira demikian. Karena menerima anugerah dan dimenangkan dari dosa, mereka sering kali berkumpul untuk berdoa dan makan bersama. Mereka merasa sehati dan sejiwa dalam hal apapun. Termasuk rela memberikan apa saja dari yang mereka miliki meskipun mereka harus menjual sesuatu. Demikian dengan pasangan suami istri, Ananias dan Safira yang rela menjual sebidang tanah untuk tujuan itu. Tapi sayangnya, iblis selalu tak senang dengan manusia yang hidup benar dan berusaha mengacaukannya.

Ananias dan Safira adalah pasangan suami istri yang sebenarnya mau mengikuti kebiasaan baik sebagai jemaat perdana waktu itu, yaitu saling membagikan semua milik mereka sehingga tidak ada yang kekurangan apa pun. Tapi sayangnya mereka memiliki motivasi yang kurang baik dengan menahan sebagian dari hasil penjualan itu. Persekongkolan pasangan ini kurang lebih menggambarkan dosa pertama yang dibuat oleh pasangan manusia pertama yakni Adam dan Hawa. Konsekwensinya adalah kejatuhan manusia dalam dosa turun temurun. Persekongkolan dalam dosa sering terjadi karena perasaan bersama melakukan membuat sepertinya kesalahan lebih ringan karena ditanggung bersama. Ini juga bisa disebut sebagai arus dosa bersama. Kita berani melakukan dosa karena kita menyetujuinya bersama. Hal ini dibenci Tuhan karena Ia menghendaki kekudusan bagi orang yang ia beri anugerah selamat. Kita pun sering bersekongkol untuk membuat dosa meski kita sadar kita sudah keliru melakukan itu. Hindarkan diri dari membuat dosa bersama, apalagi menyangkut keluarga atau organisasi pelayanan. Sekali diminta kudus, haruslah berusaha tetap kudus apapun alasannya, dan siapa pun yang melakukannya. Amin.