Totality of Love | Ulangan 6:5
Sobat obor, di dunia tempat kita tinggal dan hidup tidak pernah kehabisan cerita tentang cinta kasih. Mulai dari Romeo dan Juliet, Cleopatra dan Mark Anthony, Jack dan Rose serta di Indonesia ada kisah cinta yang luar biasa dari Presiden Indonesia ke-2 B.J. Habiebie dengan isterinya Ainun. Semua kisah cinta ini selalu berujung kepada kematian sehingga harus terpisah satu dengan yang lainnya. Baik kematian yang terjadi karena sudah tiba saatnya ataupun karena mengakhiri hidup karena kehilangan orang yang mereka kasihi. Akhir-akhir ini juga kita mendengar kisah tentang kisah cinta yang menggemparkan dunia yang berasal dari China tentang Fat Cat yang mencintai Tan Zhu. Dalam cinta yang tulus Fat Cat telah mengorbankan semua yang dia miliki, bahkan mau menjadi sengsara demi kebahagiaan pasangan hidupnya. Dia rela makan makanan yang paling murah setiap hari agar supaya dapat menyisihkan uangnya demi Tan Zhu. Selama pacaran ia telah mentransfer kurang lebih 1,1 M tetapi kemudian ia harus merelakan pacarnya mencintai orang lain.
Sobat obor, kisah cinta dalam dunia yang kita lihat, dengar bahkan rasakan tidak pernah terlepas dari persoalan. Sebab terkadang manusia mudah mencintai tetapi hanya sedikit yang mau berkorban untuk terus mencintai. Tidaklah mengherankan kemudian kita mendapati ada begitu banyak orang yang karena kehilangan kasih sayang yang kemudian mengakhiri hidupnya. Sebagai orang muda jangan sampai kita salah dalam mengambil keputusan dalam hidup ini. Ingatlah bahwa ada kasih Tuhan yang sangat besar yang mengasihi saudara dengan kasihnya yang tak pernah berkesudahan. Oleh karena kasih-Nya yang luar biasa yang dianugerahkan untuk kita, maka Dia mau kita juga mengasihi-Nya sebagaimana yang dibahasakan dalam pembacaan hari ini. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap (Ibr. bekal, dengan seluruh) hatimu (Ibr. lebabka, berbicara hati berarti juga berbicara tentang seluruh akal budi kita) dan dengan segenap jiwamu (Ibr. napsyeka, nafas hidupmu/kehidupanmu) dan dengan segenap kekuatanmu (Ibr. me`odeka, tenagamu/semangatmu).
Sobat obor, kalau kita dapat mengasihi orang lain dengan semua yang kita miliki dalam hidup, maka selayaknyalah kitapun mengasihi Tuhan Allah dengan semua yang ada pada kita. Sebab Dia Tuhan sudah lebih dahulu mengasihi kita semua. Amin. (ARMI)