Totality of Teaching | Ulangan 6:6-7

Sobat obor, guru adalah salah satu profesi di dunia yang disebut sebagai pekerjaan yang mulia. Hal ini tentu tidak terlepas dari totalitas hidup di dalam karya guru untuk menjadikan orang lain yang awalnya tidak dia kenal untuk kemudian menjadi tahu tentang pengetahuan. Baik itu pengetahuan dalam pendidikan tetapi juga pengetahuan tentang budi pekerti agar setiap muridnya dapat membedakan mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang tidak baik untuk dihindari. Tidaklah mengherankan jika guru juga disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Guru dalam bahasa Sansekerta secara etimologi berasal dari dua suku kata yaitu gu yang berarti tidak berpengetahuan atau gelap. Sedangkan ru berarti terang, bercahaya, bersinar karena pengetahuan yang dimiliki. Jadi guru dapat diartikan sebagai seseorang yang menyinari orang lain agar berpengetahuan supaya mereka tidak ada dalam kegelapan yang membuat mereka menjadi bodoh. Dari pengertian ini maka kita dengan jelas memahami tujuan kehadiran seorang guru dan mengetahui bagaimana dia dengan tak jemu[1]jemu untuk memberi pengertian dan pengetahuan kepada orang lain. Totalitas pengajaran dilakukan tanpa pamrih secara berulang-ulang dalam berbagai macam keadaan agar banyak orang menjadi mengerti, cerdas/memahami dengan benar.

Sobat obor, hal ini juga yang diperintahkan oleh Tuhan kepada Musa agar supaya kemudian Musa meneruskannya kepada orang Israel dan mereka memperhatikannya (Ibr. al lebabeka, menaruh di dalam hati/di ingat selalu). Semua yang telah mereka ingat ini harus diwariskan dengan cara tidak berhenti untuk mengajarkannya secara berulang-ulang (Ibr. wesinnantam, mengajarinya dengan tekun) dan dalam segala keadaan. Baik saat duduk, sedang dalam perjalanan, sedang berbaring ataupun sedang bangun. Setiap orang harus menjadi guru yang baik bagi generasi selanjutnya agar supaya mereka tidak hidup menyimpang dari segala Tuhan.

Sobat obor, sebagai orang muda kita semua harus terus berusaha menerima pengajaran baik di sekolah, kantor, gereja ataupun dalam keluarga. Jangan pernah kemudian merasa pengajaran yang kita terima sudah kuno dan tidak penting lagi di jaman ini. Jangan pernah bosan untuk setiap hari mendengar pengajaran tentang kebenaran Firman Tuhan karena setiap hari kita juga dapat melupakannya. Jadilah orang muda yang tekun mendengar pengajaran demi masa depan yang jauh lebih baik. Sekaligus juga mempersiapkan diri untuk menjadi pengajar bagi orang lain agar kebenaran Firman tidak hanya berhenti sampai kepada kita. Ingatlah ungkapan Amsal 22:6, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu”. Amin. (ARMI)

Welcome to SOBAT OBOR

Install
×