Living Identity | Ulangan 6:8-9
Sobat obor, kalau kita memperhatikan kehidupan keanekaragaman suku-suku yang ada di Indonesia, maka kita juga pasti akan segera mengenali dan sekaligus mengidentifikasi setiap suku dari identitasnya itu. Sebagai contoh misalnya, ketika kita berbicara tentang suku Minangkabau maka langsung dapat diidentifikasi melalui rumah adatnya yang disebut dengan Rumah Gadang. Demikian juga ketika kita berbicara tentang suku Minahasa maka kita dapat mengidentifikasinya dengan tarian Kabasaran dengan ciri khas baju adatnya yang di bagian kepala menggunakan hiasan kepala dan paruh burung. Kalau kita sedang berada di Kalimantan maka kita dapat mengidentifikasi/ mengenali suku Dayak tertentu dengan melihat telinga para wanitanya yang panjang. Sebab bagi mereka kecantikan seorang wanita tidak dinilai dari wajah, namun dari telinga mereka. Semakin panjang daun telinga maka ia akan dipandang memiliki kecantikan baik dari segi fisik maupun sikap.
Sobat obor, sama juga seperti orang Yahudi yang identitas hidupnya pertama kali terlihat di tangan dan dahi mereka. Sebab di tangan dan dahi di taruh tanda yang bertujuan mengingatkan orang Yahudi tentang Tuhan yang membawa mereka keluar dari Mesir menuju tanah yang berlimpah susu dan madu. Bahkan mereka pun harus memberi identitas itu di pintu rumah mereka sebagaimana yang dibahasakan di ayat 8-9, haruslah juga engkau mengikatnya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. Apa yang dibahasakan dalam bacaan saat ini tentu saja hendak menegaskan bahwa identitas ini bukan hanya sekedar gaya-gaya-an semata tetapi sebuah identitas yang mengikat mereka untuk tetap hidup benar di semua aras kehidupan yang dijalani.
Sobat obor, bagaimanakah dengan kita? Apakah identitas kehidupan sebagai orang percaya hanya sekedar tanda atau lambang yang hanya menjadi sebuah asesoris dalam penampilan kita sehari-hari? Ataukah identitas kehidupan kita dalam pengenalan akan Tuhan terwujud dalam setiap tindakan hidup kita sehari-hari. Hal inilah yang seharusnya kita wujud nyatakan di masa muda kita. Tuhan memberkati. Amin. (ARMI)