Tahan Uji | Lukas 6: 31
Kita pasti tahu siapa Abraham Lincoln. Ia adalah presiden Amerika yang sangat terkenal. Sebelum ia menjadi presiden, ada orang yang sangat membencinya. Namanya Stanton. Setiap kesempatan akan dipakai Stanton untuk mengejek, menjelek jelekan dan memfitnah Lincoln. Ketika Lincoln terpilih menjadi presiden dan harus memilih menteri-menterinya, orang terkejut oleh keputusan yang diambilnya. Stanton diangkat menjadi menteri penerangan. Orang bertanya kepadanya : “Mr. Presiden, apakah anda sudah memikirkan baik-baik keputusan anda? Stanton adalah orang yang amat membenci anda, Ia pasti menyabot rencana anda”. Lincoln menjawab : “Tentu saja saya tahu. Tetapi saya harus berpikir untuk kepentingan negara saya, bukan untuk diri saya”. Dan Lincoln benar. Pada akhirnya Stanton menjadi menteri yang hebat. Ia menjadi sahabat Lincoln yang paling dekat.
Ketika kita menginginkan orang lain berlaku adil terhadap diri kita, maka kita jangan menghakimi. Ketika kita menghendaki orang lain memaafkan kita, maka jangan kiranya kita menaruh dendam terhadap sesama. Kita tidak mungkin mengharapkan perhatian dari orang lain, sementara hidup acuh tak acuh. Kita tidak mungkin mengharapkan kemurahan hati dari orang lain, sementara kita adalah pendendam. Yesus mengajarkan agar kita terus berbuat baik. Ia berkata: “Apa yang kita kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka”.
Sobat obor, kita bisa jadi seperti Lincoln yang tidak menaruh dendam, malah menjadi berkat bagi Stanton. Jangan merasa bahwa orang sekitar yang telah menyakiti kita adalah lawan dan musuh yang harus diperangi. Rangkul dan tunjukanlah bahwa kita ini berbeda. Layaknya bunga mawar yang diinjak orang, tapi tetap memancarkan keharumannya. Kita tunjukan karakter iman yang berkualitas. Karena dimasa muda ini, segala ego, nafsu dan kehendak kita harus di uji. Jika kita tahan uji, betapa senang dan bangganya Allah melihat anak-anakNya hidup dalam kasih dan pengampunan. Amin (MT)