Masih Tinggal Satu Hal Lagi | Lukas 18 : 22-33
Sobor, yang tersisa atau tertinggal untuk dilakukan biasanya hal yang tak lagi sesulit hal utama lainnya. Ketika sang pemimpin dalam perikop ini berpikir tinggal satu hal lagi, maka
berarti hal-hal besar lain sudah ia berhasil lakukan. Tapi ia tak menyangka satu hal yang tertinggal ini adalah hal yang tak bisa ia lakukan. Menjual harta miliknya dan membagi- bagikan itu kepada orang- orang miskin! Mengapa? Pertama, karenaia kaya. Kekayaan yang ia miliki ternyata telah membuatnya merasa nyaman. Ia merasa tenang ketika harta miliknya banyak karena seluruh hidupnya terjamin secara materi. Kekayaan memang bisa membuat kita memiliki segala sesuatu yang kita inginkan, tetapi bisa membuat kita jadi merasa tidak memerlukan Allah. Kedua, karena hatinya menjadikan harta yang utama. Mana mungkin ia bisa membagikan itu kepada orang miskin sedangkan ia menyayangi hartanya melebihiTuhan. Di poin yang kedua ini bukan tentang banyak sedikitnya harta yang kita miliki, tapi sejauh mana kita memandang posisi harta itu dalam hati kita.
Jadi bukan tentang kaya miskin materi sebenarnya, tetapi tentang perasaan kita. Sejauh manakah kita bergantungpada harta yang kita miliki. Memang godaan lebih besar tentu tertuju kepada yang memiliki banyak harta. Yesus tahu bahwapemimpin itu lebih memilih harta daripada Tuhan. Hidup yang kekal yang diharapkan dan ditanyakannya kepada Yesus memang benar, tapi mungkin kalau disuruh pilih, ia lebih senang dengan kehidupan dunia yang penuh harta dibanding kehidupan sorgawi yang kekal itu. Padahal umurnya di dunia ini tak lama, seperti umur bunga di padang saja. Sedangkan hidup yang kekal itu tentu saja sampai selama- lamanya. Kita semua harus menjaga baik-baik hati kita ini. Supaya tetap menomorsatukan Tuhan. Supaya tetap mencintai Tuhan lebih dari yang lainnya. Mengejar harta tak salah, tapi tak bolehsampai menggeser Tuhan Sang Pemberi harta. Amin. (DLW)