Hamba Tuhan atau Uang | Lukas 18 : 24-25
Sobat obor, seberapa kayakah kita? Kata kaya ini harus dipahami dulu dengan baik. Menurut KBBI, kaya memiliki arti mempunyai banyak harta (uang dan sebagainya). Tapi tak
disebutkan berapa ukuran yang kita miliki untuk disebut kaya itu. Ketika seseorang pegawai perusahan tinggal dilingkungan pedesaan yang mata pencaharian rata-rata sebagai buruh harian lepas, ia bisa disebut seorang yang kaya. Tapi ketika ia berada di lingkungan pengusaha, maka ia bisa disebut sebagai orang miskin. Kaya miskin itu sebenarnya bukanlahperihal berapa banyak harta yang dimiliki atau seberapa banyak uang yang kita simpan. Tapi tentang bagaimana perlakuan kita terhadap harta atau uang itu. Perkara kaya dalam bacaan ini adalah tentang hati kita.
Tuhan Yesus sendiri pernah mengarahkan manusia untuk berjuang meraih sejahtera dalam hidupnya. Malah dalamperumpamaan tentang talenta, hamba yang malas, yang tak mau mengelola talenta mendapat hukuman yang setimpal. Perihal kaya yang disebutkan dalam ayat ini adalah mereka yang menjadi hamba uang. Ya, menjadi hamba uang berarti menyembah uang sebagai tuannya. Menjadikan uang sebagai tuan berarti bersandar dan menyerahkan dirinya kepadaharta. Secara sederhana pun kita bisa menyebut ada orang yang tak punya uang banyak sekalipun tapi ketika dia menjadihamba uang, ketika prioritas penuh hidupnya adalah uang dapat menjadi arah perkataan Yesus. Sebaliknya, banyak pulaorang yang punya harta tapi memahami bahwa semua itu adalah pemberian Tuhan, dan mengarahkan selalu syukurnya kepada Tuhan. Jadi ke mana arah hati kita ketika mengelola harta atau uang kita. Kepada harta itu sendiri kah? Atau dengan rasa syukur selalu menyembah Tuhan dengan hasil yang kita miliki? Betapa sukarnya orang yang menghambakanharta, seperti perumpamaan yang tak masuk akal tentang seekor unta masuk lubang jarum. Maka, jangan menjadi hambauang, melainkan muliakanlah Tuhan dengan hartamu. Amin. (DLW).