Kedatangan-Nya Membawa Damai Sejahtera | Mikha 5 : 1 – 14 | Pdt. Deni Leiden Waljufri, S.Th
Sobat Obor, apa yang paling diinginkan oleh orang tua kepada anak- anaknya? Tentu saja kesuksesan. Orang tua selalu berdoa yang terbaik untuk anak. Seburuk- buruknya kelakuan seorang anak, hanya orang tuanya yang akan selalu memandang dengan penuh kasih sayang dan cinta kasih. Kalimat bijak mengatakan: “tak ada orang tua yang mendoakan keburukan bagi anaknya.” Tapi kita harus setuju untuk mengatakan bahwa cara orang tua untuk membuat anak sukses tidak selalu dengan kata- kata yang manis dan manja. Ada saatnya, bahkan mungkin kebanyakan; orang tua harus berbicara keras, menegur dengan tegas, bahkan memberi hukuman untuk memberi efek jera bagi anak. Tapi yang kita tahu semua itu untuk kebaikan anak sendiri.
Kitab Mikha berbicara seperti itu. Pertanyaan dalam kitab Mikha adalah: apa yang paling diinginkan Allah? TUHAN Allah menghendaki umat pilihan-Nya menyembah Allah saja dan mematuhi hukum-Nya. Meski umat Israel sudah terpecah menjadi dua kerajaan waktu itu, tapi Tuhan tetap menginginkan kekudusan umat, agar perjanjian berkat dan keturunan yang diikat dengan nenek moyang bangsa Israel tetap terjaga. Kenyataannya adalah umat Israel melupakan jawaban atas pertanyaan yang penting ini. Mereka yang sudah terbagi menjadi Israel Utara di Samaria dan Selatan di Yerusalem, malah hidup dalam penyembahan kepada ilah- ilah lain. Praktek hidup mereka pun tak jauh berbeda jahatnya. Para pemimpin dan penduduk Samaria memperlakukan orang miskin dengan tidak adil. Maka penghukuman harus diberikan kepada para pemimpin dan penduduknya. Samaria dan Yerusalem akan mengalami kehancuran.
Pasal 5 : 1 – 14 ini menyatakan tentang kabar baik dan penghiburan tentang Israel. Layaknya orang tua yang menghukum anak yang bandel, Tuhan menghukum umat-Nya bukan untuk mengakhiri keberadaan mereka, tapi ia tetap peduli dan mengasihi mereka. “maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN..”(ayat 3). Janji kelepasan dari Tuhan menjadi bagian perkataan Tuhan bersama dengan nubuat penghukuman melalui nabi Mikha. Umat Israel tidak akan hancur sepenuhnya. Dengan kasih-Nya, Allah malah membuat sisa- sisa Yakub akan ada di tengah- tengah banyak bangsa (ayat 6). Fakta sejarah telah membuktikan ini. Ketika kerajaan Utara (Samaria) kalah, banyak warganya tersebar di wilayah kerajaan Asyur. Mikha melukiskan bahwa keturunan orang- orang yang mampu bertahan hidup selama masa pembuangan bertambah banyak (menutupi tanah seperti embun). Mereka kemudian akan kembali mengalahkan musuh- musuh mereka (2:12,13).
Sobat obor, janji pemulihan Tuhan ternyata jauh lebih dari itu. Tuhan menjanjikan kedatangan Mesias. Mesias, “yang diurapi”, merujuk kepada sosok pemimpin yang dinanti- nantikan yang diharapkan akan datang untuk menyelamatkan atau membebaskan umat manusia. Ia akan datang dari Betlehem Efrata. Kota kecil ini disebutkan menjadi tempat lahirnya seorang yang akan memerintah Israel, yang sudah dirancangkan sejak purbakala. Betlehem Efrata juga menjadi penggenapan tentang rancangan Mesianik sesuai janii yang diucapkan Tuhan tentang raja Daud. Bahwa dari keturunan raja Daud sang Penyelamat itu akan lahir. Betlehem adalah kampung halaman Daud, raja Israel itu. Sosok penyelamat yang datang ini berbeda dari yang menjadi konsep penyelamat Yahudi selama ini. Ia datang bukan dengan cara kekerasan. Nabi Mikha berbicara tentang hari ketika Tuhan akan menyelesaikan semua perselisihan di antara bangsa- bangsa. Peralatan perang akan diubah menjadi peralatan damai dan bangsa- bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa. Semua kekuasaan yang berbau kekerasan akan dibinasakan. Kuda, kereta, kubu, alat sihir, tukang peramal, patung, berhala akan dipunahkan. Semua lambang kekerasan yang dipakai untuk menyelesaikan masalah saat itu akan diganti. Seorang Gembala dari Betlehem yang akan menjaga domba- domba-Nya dan membawa damai bagi dunia. Kekerasan akan digantikan dengan kedamaian. Dan keselamatan diberi dengan cara damai sejahtera. Mesias itu menunjuk pada Yesus Kristus. Kedatangan-Nya bukan dengan cara pedang, tetapi Ia menawarkan sesuatu yang baru yang diterima oleh semua. Itulah Kedamaian dunia. Itulah penyelamatan Allah melalui pengorbanan diri-Nya. Itulah Natal. Amin (DLW)