Ditinggalkan ? | Mikha 5 : 2
Sobat Obor, pernah diceritakan dalam sebuah cerita bijak tentang seorang anak raja yang dilatih untuk menjadi dewasa dengan membawanya di hutan rimba. Ketika malam tiba, ia dibiarkan berada sendiri di tengah hutan dengan keadaan diikat untuk menguji nyali dan keberaniannya. Tentu saja malam itu terasa sangat panjang baginya. Suara- suara hewan bersahut- sahutan di tengah hutan, bahkan kelihatan ada sinar seperti mata binatang buas yang siap menerkam. Anak ini menangis sejadi- jadinya dan berpikir bahwa betapa kejamnya orang tuanya membiarkan dia sendirian seperti itu. Tapi ketika sinar mentari pagi menerangi hutan, si anak raja ini terbelalak melihat keadaan di sekitarnya, ternyata di balik pepohonan ada banyak sekali prajurit mengawasinya, bahkan ayahnya sang raja itu siap dengan busur panahnya untuk menjaga anaknya dari ancaman hewan buas.
Umat Israel sebagai pilihan Tuhan beberapa kali mengalami situasi ‘dibiarkan’ Tuhan. Beberapa kali umat pilihan Tuhan ini merasa mereka seakan- akan ditinggalkan. Ketika berada di perbudakan mereka mengeluh karena merasa dibiarkan Tuhan. Bahkan dalam perjalanan keluar dari tanah perbudakan pun mereka bersungut- sungut karena merasa ditinggalkan Tuhan sendirian. Israel juga seperti ditinggalkan Tuhan di perikop ini. Ditinggalkan bukan berarti dibiarkan selamanya. Ada waktu Tuhan membiarkan mereka untuk menjadikan mereka bertumbuh iman dan berusaha mencari Tuhan. Ditinggalkan Allah karena Allah mempersiapkan kelahiran Mesias. “Perempuan yang akan melahirkan” secara jasmani (beberapa tafsiran) mengacu kepad Maria, ibu Yesus dan secara rohani kepada kamu sisa yang saleh. Semua harapan untuk Israel, bahkan untuk semua bangsa terdapat dalam kelahiran, kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus sang Mesias. “Selebihnya dari saudara- saudaranya” mengacu kepada suku- suku kerajaan utara, serta menunjukkan bahwa Mesias adalah bagi kedua belas suku Israel. Tuhan tidak pernah meninggalkan umat pilihan-Nya. Ia selalu mempersiapkan sesuatu yang terbaik untuk mereka meskipun mereka tak paham dan merasa ditinggalkan. Amin (DLW)