Damai Sejahtera | Mikha 5 : 3 – 4a
Sobat Obor, bagaimana tipikal seorang gembala ketika menggembalakan ternaknya di padang rumput? Gembala dalam Akitab menunjuk pada seorang pemimpin yang melindungi dan merawat domba- dombanya. Gembala yang baik digambarkan sebagai sosok atau gambaran yang bahkan siap mengorbankan diri untuk domba- domba-Nya, menunjukkan komitmen dan kasih-Nya kepada umat manusia. Kekuatan dan kemegahan nama Tuhan Allah ditunjukkan bagaikan seorang gembala kepada domba- domba-Nya. Janji Tuhan Allah melalui Mikha untuk umat pilihan berbeda dengan bayangan mereka pada waktu itu. Kemegahan kuasa Tuhan sering kali diidentikkan dengan hadirnya kekuasaan secara fisik yang siap membumihanguskan lawan- lawannya. Tetapi kali ini Tuhan akan datang sebagai Gembala yang menghadirkan damai sejahtera.
Beberapa hari menjelang perayaan Natal ini, kita diajak untuk merenung tentang kehadiran sang Raja Damai untuk kita. Harus diakui kita sering kali salah paham memahami kedatangan sang Mesias yang kita rayakan dan kita tunggu- tunggu setiap tahun. Kita seperti orang Israel yang berpikir Tuhan datang dengan cara kekerasan. Salah pahamnya kita adalah dengan merayakan Natal semau kita. Perayaan- perayaan yang berbau dunia sering kali menjadi pusat perhatian kita. Mungkin sobat Obor akan berdalih dengan memberi alasan bahwa ini cara kita mengekspresikan sukacita kita. Tapi mari merenung sekali lagi. Mungkin kita sudah terlau jauh melenceng dari apa yang Tuhan mau. Kalau perayaan- perayaan kita penuh dengan pesta pora yang berujung pada tindakan yang tak pantas, apakah itu masih berkenan di mata Tuhan? Sering kali perayaan Natal kita identik dengan minuman keras, pesta yang berlebihan yang realitas menunjukkan bahwa hal- hal seperti ini berakhir pada tindakan kekerasan bahkan kriminal yang mengaburkan arti Natal sesungguhnya. Di beberapa hari sebelum perayaan agung ini, mari kita merenung, mengoreksi diri untuk kesiapan hati yang penuh damai seperti Ia juga hadir untuk membawa damai untuk kita. Amin (DLW)