VALENTINE DAN TAURAT | ULANGAN 31 : 12
Sobat Obor, Selamat hari Valentine! Sejarah hari Valentine memiliki banyak versinya. Versi pertama diyakini berkaitan dengan festival pagan Romawi Kuno yang disebut Lupercalia untuk menghormati dewa-dewa. Kedua, dihubungkan dengan seorang martir Kristen bernama Santo Valentinus. Ia dihukum mati karena menikahkan pasangan secara rahasia padahal dilarang oleh Kaisar Claudius 2. Gereja Katolik menggantikan Festifal Lupercalia menjadi perayaan cinta dan kasih sayang. Perayaan Valentine dalam pengaruh budaya barat menjadi simbol cinta romantis. Meskipun sejarahnya beragam, namun perayaannya kini berfokus pada cinta dalam berbagai bentuk baik untuk pasangan, keluarga atau sahabat. Di Indonesia dan di daerah kita, perayaan Valentine ditandai dengan tukar menukar coklat sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang. Di Indonesia, banyak sekali kelompok yang tak merayakan Valentine bahkan membencinya dan melabelkan kata ‘kafir’. Perayaan kasih sayang memicu kebencian dan kekerasan bagi kelompok yang penuh kebencian itu.
Bagi pemuda Kristen, Valentine bukanlah perayaan kasih sayang manusia belaka. Tapi terlebih perayaan kasih sayang Allah kepada manusia. Hanya dengan cinta kasih, Allah mau turun menjadi manusia dalam rangka menyelamatkan umat yang tidak layak ini. “Unconditional love” adalah kasih yang tak bersyarat yang diberikan Allah kepada manusia. Hanya dengan hati yang penuh cinta kasih pula, seseorang bisa memahami karya penyelamatan Allah ini. Peristiwa diberikannya hukum Taurat untuk umat pilihan Allah di Perjanjian Lama, termasuk di perikop bacaan ini, sebenarnya menunjukkan tentang kasih Allah kepada manusia. Allah tak mau umat pilihannya hancur karena dosa. Karena itu, ia harus menjadikan mereka kudus agar tak beroleh hukuman. Maka hukum Taurat itu harus terus dibacakan agar didengar oleh umat pilihanNya. Respon umat yang mau melakukan hukum Taurat membuat mereka selamat dari penghukuman karena dosa. Kasih Allah ini harus diwujudkan dalam perayaan Valentine seperti hari ini. Jangan sebaliknya, di perayaan kasih kita berbuat dosa. Amin. (DLW)