HIKMAT VERSUS KEBODOHAN | AMSAL 9:12
Sobat Obor, Amsal 9 memperlihatkan pertandingan antara hikmat dan kebodohan. Keduanya dipersonifikan sebagai seorang perempuan yang mengajak mereka yang tidak berpengalaman untuk mampir kerumah mereka. Keduanya mempersiapkan sesuatu dan melakukan sesuatu agar yang mereka undang tertarik. Perempuan hikmat membangun rumah dengan baik, sedangkan perempuan bebal tidak tahu malu dan tidak berpengalaman (1,13). Perempuan hikmat menyiapkan bahan makanan sendiri, sedangkan perempuan bebal menyajikan makanan curian (5,17). Perempuan hikmat memberikan hidup, sedangkan perempuan bebal membawa kepada kematian (6,18). Perempuan bebal tidak menyukai nasihat, mencela pemberi nasihat, bahkan membenci sang pemberi nasihat (7); sedangkan, perempuan hikmat mencintai pemberi nasihat, berusaha menjadi lebih baik, pengetahuannya bertambah, dan umurnya diperpanjang (8-9).
Amsal 9:12 berbicara tentang Orang bijak adalah orang yang mendengarkan nasihat Hikmat, yang menaati panggilannya, datang ke rumahnya, dan menjadi tamunya; dan orang seperti itu bijak bagi dirinya sendiri, itu adalah untuk kebaikan, keuntungan, dan manfaatnya sendiri; untuk kebaikan jiwanya, untuk kedamaian dan penghiburannya saat ini, dan untuk kebahagiaan dan kebahagiaannya di masa depan. Bukan demi dirinya sendiri Hikmat mendesak orang-orang untuk menerima nasihat dan nasihatnya; itu adalah untuk kebaikan mereka sendiri. Begitu pun sebaliknya kamu mencemooh, kamu sendiri yang akan menanggungnya.
Sobat obor, dari pertandingan antara hikmat dan kebodohan kita diingatkan tentang Hikmat selalu menuntun kepada kebaikan, sedangkan kebodohan menuntun kepada keburukan-keburukan bahkan kematian. Kita pun diajak untuk memilih hikmat. Berkaitan dengan memilih hikmat tidak bisa dilepaskan dari kehidupan yang takut akan Tuhan. Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan. Memilih hikmat membawa pada kebijaksanaan yang akan berguna bagi diri sendiri. Hikmat menyiapkan dan mengundang kita bukan untuk keuntungannya, tapi semata-mata untuk diri kita sendiri. Tidak ada untuknya bagi hikmat tapi bagi kita besar keuntungannya. Pertanyaannya hikmat versus kebodohan, kita berada di pihak yang mana? Amin. (FPK)