KARENA KITA | YESAYA 53:4-5

Sobat Obor, Bagaimana perasaanmu ketika sahabatmu tidak mendapatkan promosi yang mereka bicarakan di tempat kerja? Atau ketika temanmu dengan berlinang air mata mengumumkan bahwa hubungan mereka telah berakhir? Apakah kita menunjukkan empati atas kemalangan mereka? Atau apakah kita mengalami kesenangan sesat dari kabar tersebut? Musibah atau peristiwa buruk pasti pernah dirasakan setiap manusia, entah kematian saudara, kehilangan harta atau hal menyedihkan lainnya. Namun ada juga orang- orang yang justru senang dengan penderitaan orang lain, baik ditunjukkan secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.

Yesaya memberi tahu kita bahwa ada Hamba Tuhan menderita bukan karena kesalahannya. Oleh Perjanjian Baru akhirnya diperkenalkan bahwa perkataan Yesaya itu merujuk pada Yesus Kristus. Ia telah menanggung kesedihan kita. Ia ditusuk karena pelanggaran, bahkan diremukkan, dihukum, dan dilukai. Inilah derita yang dirasakan oleh Yesus yang tak bersalah itu. Ia menanggung segala dosa umat manusia. Ia rela menderita agar umat manusia beroleh selamat. Tetapi bukan hanya Yesus yang menanggung kesedihan, atau bahwa Ia ditusuk atau diremukkan atau terluka. Tetapi Ia telah menanggung kesedihan kita dan menanggung kesedihan kita, bahwa Ia ditusuk karena pelanggaran kita, diremukkan karena kejahatan kita; kepada-Nyalah hajaran yang mendatangkan kedamaian bagi kita, dan oleh bilur-bilur-Nya kita disembuhkan. Dia telah menanggungnya. Kesalahan kita adalah yang ditanggungnya. Pelanggaran kita —semua dosa kita—itulah sebabnya Dia ditusuk. Demi kita semua. Dia diremukkan, dibantai habis-habisan, demi kesalahan kita. Tetapi yang menyedihkan dan memiluhkan hati, kita yang bersalah malah berbangga dan malah melihat Ia yang menderita itu telah dapat murka dan ditindas oleh Tuhan. Dia diperlakukan seperti orang jahat karena kita jahat. Dia mati di tengah- tengah orang jahat karena kita yang seharusnya mengalami akhir seperti akhir hidup orang jahat. Dia menanggung segala penyakit dan derita karena kitalah orang-orang berpenyakit berat, yaitu dosa. Lalu masihkan kita meninggalkan Tuhan yang baik itu hanya karena jabatan, harta dan cinta? Amin. (BFP)