YESUS BANGKIT DARI ANTARA ORANG MATI, PERCAYALAH! | YOHANES 20:1–10 | Pdt. Kristian Kasenda, S.Th
Sobat Obor, Pagi masih gelap ketika Maria Magdalena pergi ke kubur Yesus. Mungkin langkahnya berat, matanya sembab karena menangis sepanjang malam. Ia tidak berharap melihat sesuatu yang luar biasa—hanya ingin meratapi kehilangan. Namun, sesampainya di sana, batu yang menutup kubur sudah terguling. Ia panik, takut, dan bingung. Pikiran pertamanya? “Mereka telah mengambil Tuhan dari kubur!” Dengan napas tersengal, ia berlari menemui Petrus dan Yohanes.
Bayangkan kalau kamu pulang ke rumah dan menemukan pintu terbuka lebar, padahal seharusnya terkunci. Pasti ada rasa panik, bukan? Begitulah yang dirasakan Maria. Sesuatu yang aneh telah terjadi, dan ia tidak tahu harus berbuat apa.
Sobat obor, Mendengar kabar itu, Petrus dan Yohanes langsung berlari ke kubur. Yohanes lebih cepat dan sampai lebih dulu, tapi ia hanya berdiri di depan kubur dan melihat ke dalam. Petrus, seperti biasa, lebih berani dan impulsif—ia langsung masuk. Di sana, ia melihat kain kafan yang sebelumnya membungkus tubuh Yesus tergeletak rapi. Begitu Yohanes masuk dan melihat semuanya, Alkitab mencatat bahwa ia percaya. Namun, mereka belum sepenuhnya mengerti bahwa Yesus harus bangkit dari antara orang mati.
Sobat obor, Bagaimana dengan kita? Kadang kita seperti Yohanes yang hanya melihat dari luar. Kita ragu untuk benar-benar masuk, takut akan apa yang mungkin kita temukan. Atau mungkin kita seperti Maria, yang lebih fokus pada kehilangan daripada pada kemungkinan mukjizat.
Banyak dari kita menjalani hidup seperti Maria di pagi itu—merasa kehilangan, bingung, dan tidak tahu apa yang sedang Tuhan lakukan
Mungkin kita menghadapi kegagalan, ditinggalkan oleh seseorang yang kita sayangi, atau merasa bahwa hidup tidak berjalan sesuai harapan. Kita berpikir Tuhan jauh dari kita, bahwa sesuatu telah ‘mengambil-Nya’ dari kehidupan kita.
Tetapi lihat bagaimana cerita ini berkembang. Kebangkitan Yesus bukan sekadar berita kosong. Itu adalah titik balik dalam sejarah, bukti bahwa harapan selalu lebih besar daripada keputusasaan. Apa yang tampaknya hancur dan hilang ternyata hanyalah awal dari sesuatu yang baru.
Mari kita kembali ke Yohanes di dalam kubur. Ia melihat dan percaya. Ini adalah momen di mana segala sesuatu yang diajarkan Yesus mulai masuk akal. Sama seperti seseorang yang akhirnya memahami teka-teki setelah sekian lama mencoba, Yohanes melihat bukti dan tahu bahwa ini bukan akhir—ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar.
Sobat obor, Sering kali, kita menunggu untuk ‘melihat’ sesuatu sebelum percaya. Kita ingin bukti nyata bahwa Tuhan bekerja dalam hidup kita. Tetapi iman sejati adalah ketika kita percaya meskipun belum melihat semuanya dengan jelas. Yohanes belum bertemu Yesus yang bangkit, tapi ia percaya karena melihat tanda-tanda kebangkitan.
Petrus dan Yohanes kemudian kembali ke rumah mereka. Mereka masih memproses apa yang terjadi, masih mencoba memahami sepenuhnya. Dan itu tidak apa-apa. Terkadang, iman bukan berarti kita langsung memahami semuanya, tetapi kita memilih untuk percaya meskipun masih banyak pertanyaan.
Renungan ini mengajak kita untuk merenungkan di mana posisi kita saat ini. Apakah kita masih berdiri di luar seperti Yohanes sebelum ia masuk? Apakah kita berani melangkah seperti Petrus, meskipun belum mengerti semuanya? Ataukah kita seperti Maria yang masih terjebak dalam kesedihan sebelum menyadari bahwa Yesus telah bangkit?
Kebangkitan Yesus mengubah segalanya. Itu berarti bahwa harapan selalu ada, bahkan di tengah keadaan yang tampaknya mustahil. Itu berarti bahwa Tuhan selalu bekerja, bahkan ketika kita tidak memahaminya. Amin (KK)