TUHAN SELALU MENUNGGU KITA | YOHANES 21: 7 – 8
Sobat Obor, Matahari pagi mulai menyinari danau, menciptakan kilauan lembut di atas permukaannya. Seorang pria tua duduk di tepi pantai, menatap jauh ke arah cakrawala. Di sampingnya, seorang pemuda yang tampak gelisah bertanya, “Kakek, bagaimana Kakek tahu bahwa Tuhan? Bagaimana Kakek bisa yakin?” Pria tua itu tersenyum, mengenang masa mudanya. “Nak, ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan logika atau pancaindra. Itu adalah suara hati yang hanya bisa dikenali oleh kasih.” Demikianlah yang dialami oleh Yohanes ketika ia pertama kali menyadari bahwa pria di tepi pantai itu adalah Yesus. Sementara yang lain masih bingung dengan kejadian yang baru saja mereka alami, Yohanes, murid yang dikasihi Yesus, langsung memahami kebenaran itu. Memang, hanya kasih yang mendalam yang bisa mengenali Yesus bahkan dalam keadaan yang tampaknya biasa.
Namun yang menarik adalah reaksi Petrus. Ia tidak menunggu perahu sampai ke darat. Begitu mendengar bahwa itu adalah Tuhan, ia segera mengenakan pakaiannya dan terjun ke air secara spontan. Sikap ini menunjukkan siapa Petrus yang penuh gairah, impulsif, dan selalu ingin berada dekat dengan Yesus. Setelah kegagalannya saat menyangkal Yesus, ia tidak ingin lagi menyia-nyiakan kesempatan kedua untuk mendekat kepada Yesus. Menurut William Barclay, peristiwa ini bukan sekadar pertemuan biasa. Ini adalah gambaran kasih dan pengampunan. Yesus tidak menegur murid-murid-Nya karena kembali menangkap ikan. Sebaliknya, Ia menampakkan diri dalam situasi yang akrab bagi mereka. Ia datang dalam kesederhanaan, di tempat di mana mereka pertama kali dipanggil.
Sobat obor, dalam hidup kita, ada saat-saat ketika kita merasa jauh dari Tuhan, seolah-olah kita telah gagal dan kembali ke kehidupan lama. Tetapi Yesus selalu hadir, menunggu di pantai kehidupan kita. Pertanyaannya, apakah kita cukup peka untuk mengenali-Nya seperti Yohanes? Dan apakah kita memiliki keberanian seperti Petrus untuk segera kembali kepada-Nya, terlepas dari kegagalan kita? Semoga ketika kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan, kita memiliki keberanian untuk menghampirinNya. Amin (MT)