PERSEKUTUAN YANG ERAT | YOHANES 21: 12 – 14

Sobat Obor, Saat murid-murid Yesus duduk bersama-Nya di tepi danau. Tidak ada yang berani bertanya, “Siapa Engkau?” karena dalam hati mereka, mereka tahu bahwa yang duduk bersama mereka adalah Tuhan. Saat Yesus mengambil roti, dalam kehangatan undangan-Nya, yang begitu akrab, mengingatkan mereka pada semua yang telah mereka alami bersama-Nya sebelumnya. Peristiwa di tepi Danau Tiberias merupakan momen penguatan iman. Yesus tidak datang dengan kilatan kemuliaan atau suara menggelegar dari langit. Ia datang dalam kesederhanaan, dalam sarapan sederhana di tepi danau. Dan ini menunjukkan bahwa Yesus tidak hanya hadir dalam peristiwa-peristiwa besar dan spektakuler, tetapi juga dalam hal-hal yang paling biasa dalam hidup kita.

Ketika Yesus mengundang mereka makan, itu bukan sekadar untuk mengenyangkan perut mereka. Itu adalah tanda persekutuan. Dalam budaya Yahudi, makan bersama berarti menerima seseorang sepenuhnya, tanpa syarat. Yesus, yang mereka tinggalkan dalam penderitaan-Nya, kini mengundang mereka kembali dalam kasih dan pengampunan. Ketika Yesus berkata, „Marilah dan sarapanlah,“ ini bukan sekadar ajakan untuk makan, tetapi suatu undangan kepada persekutuan yang erat. Dengan memberikan makanan kepada murid-murid-Nya, Yesus menunjukkan bahwa mereka tetap diterima dan dikasihi meskipun sebelumnya mereka sempat ragu dan meninggalkan-Nya saat penyaliban.

Sobat obor, peristiwa ini adalah pengingat bahwa Yesus selalu hadir di tengah kehidupan kita, bahkan dalam momen-momen yang tampaknya biasa, dalam percakapan sederhana, dalam kebersamaan yang hangat. Kita mungkin tidak selalu menyadari-Nya, tetapi jika hati kita terbuka, kita akan mengenali kehadiran-Nya yang penuh kasih. Saat kita merasa ragu atau jauh dari Tuhan, ingatlah bahwa Dia selalu menunggu kita untuk datang dan menikmati persekutuan dengan-Nya. Bukan dengan ketakutan, tetapi dengan keyakinan bahwa kita selalu diterima di dalam kasih-Nya. Amin (MT)

Welcome to SOBAT OBOR

Install
×