TUHAN YANG MERENCANAKAN | Mazmur 33:10-17

Sobat Obor, Sewaktu kita kecil sering kali kita bermain dengan mainan tanpa ada tujuan yang jelas, berlari-lari sambil bermain. Namun kita tidak memiliki skema yang besar atau tujuan ketika kita bermain. Kita hanya melakukannya sambil kita bermain. Namun, bisakah kita membayangkan Allah kita juga sedemikian? Mungkinkah Allah yang berhikmat, penuh kasih, dan kekal menciptakan alam semesta ini tanpa sebuah tujuan? Mungkinkah Ia menciptakan manusia tanpa sebuah tujuan atau rencana? Namun, beberapa orang pasti berpikir, “mengapa capek- capek membuat rencana, toh Tuhan adalah pemegang segalanya?” Jadi sehebat apapun rencana manusia akan mudah gugur dengan kehendak Tuhan. Jadi lebih baik mengalir saja, ikuti kehendak Tuhan. Lantas sebenarnya kita ini harus berencana atau ikut kehendak Tuhan?

Sobat obor, Bagian firman Tuhan kali ini menegaskan tentang Tuhan yang memiliki kedaulatan dalam hidup manusia. Di dalam kedaulatanNya itu, Ia memiliki rencana-Nya terhadap umat manusia. Dalam kaitan pemeliraanNya bagi umatNya, Tuhan bisa menggagalkan setiap rancangan dari bangsa lain. Dalam aplikasinya manusia mungkin saja mengatakan bahwa ia punya sumber daya yang cukup untuk memastikan rencananya berjalan (33:16-17) meskipun hal itu melawan dan menentang Tuhan. Akan tetapi, Tuhan memastikan bahwa rencana-Nya-lah yang akan terlaksana (33:10-11).

Sebagai manusia kita cenderung ingin tahu namun dalam keterbatasan sebagai manusia, ada hal yang ingin disampaikan Tuhan. Allah punya rencana. Allah kita bukan Allah yang senang ongkang-ongkang kaki di surga. Tetapi, Allah kita adalah Allah yang memerhatikan kita. Maka dalam kaitan itu juga dikatakan bahwa kita harus menyerahkan perbuatan kita kepada Tuhan, maka segala rencana kita akan terlaksana. Manusia bisa saja menggunakan kebebasannya –yang diberikan Allah– untuk merencanakan sesuatu yang tidak sesuai atau berlawanan dengan rencana Allah. Kita memiliki kebebasan penuh untuk melakukan apa saja, tetapi kalau kita mau selamat, mau sejahtera, mau menerima kebaikan, kita harus menyerahkan perbuatan kita kepada Tuhan. Artinya, cocokkanlah, sesuaikanlah apa yang kamu rencanakan dengan apa yang Tuhan rencanakan. Amin (BFP)