JANGAN BERSAKSI PALSU | KELUARAN 23 : 1

Sobat Obor, John Calvin pernah berkata: “A false testimony is not only an injustice, but a sacrilege; for it profanes truth, which is the peculiar treasure of God. Terjemahannya adalah : “Saksi palsu bukan hanya ketidakadilan, tetapi juga penistaan; karena ia mencemari kebenaran, yang adalah harta khas dari Allah.”Calvin menyamakan dusta dengan merusak kekudusan Tuhan sendiri, karena Allah adalah sumber kebenaran. Kita sering mengganggap tindakan seperti berbohong masuk dalam beberapa kategori yang bisa dimaklumi. Kita mungkin sering bercanda dengan istilah: dosa kecil, jadi boleh-boleh saja atau kecenderungan untuk menganggap diri sebagai manusia berdosa. Makanya kebanyakan kita menjadikan pemahaman seperti ini sebagai pembenaran atas apa yang kita lakukan itu.

Dalam Perjanjian Lama, perihal berbohong atau menyebarkan kabar bohong, saksi yang tidak benar sudah menjadi hal yang serius dalam penegakan hukum Allah. Dalam Taurat, kita mengenalnya sebagai hukum moral. Artinya hukum ini masih tetap relevan dari dulu sampai sekarang. Dalam pemahaman jaman anugerah karena Kristus, seperti kata Calvin, melakukan tindakan seperti ini merusak kekudusan Tuhan. Sayangnya, perihal berbohong ini seperti sudah menjadi sahabat manusia. Coba renungkan, berapa kali kita berbohong dalam sehari? Menurut penelitian psikologi, manusia pada umumnya berbohong minimal dua kali sehari. Ini untuk ukuran orang pada umumnya, bukan yang benar-benar jujur atau yang suka membohong. Nah, bayangkan berapa kali dalam setahun kita berbohong? Dan kalau dikalikan dengan umur kita sekarang, kita mungkin akan merasa malu ketika berhadapan dengan fakta ini. Perenungan ini mengajak kita untuk berjuang untuk melawan tindakan berbohong, termasuk menghilangkan pemahaman tentang berbohong adalah kategori dosa kecil. Sebagai anak-anak terang, perlu sekali kita menganggap diri kita sebagai orang pilihan, anak-anak Tuhan, dan ahli waris kerajaan Sorga, agar kita terhindar dari dosa ini. Amin (DLW)